Namun tidak ada kabar realisasi rencana tersebut. Yang muncul ke permukaan selanjutnya, adalah pada 2022 KAI Commuter menandatangani nota kesepahaman pengadaan unit KRL baru dari Inka, yang direncanakan akan mulai dikirim oleh Inka pada 2024 mendatang.
Belum juga jelas kelanjutan rencana tersebut, kabar yang beredar berikutnya estimasi pengadaan tersebut mundur menjadi tahun 2025. Sementara KAI Commuter sendiri merencanakan untuk memensiunkan 26 rangkaian yang sudah berusia tua, pada periode 2023-2024.Â
Secara bertahap, rencana itu kini telah dijalankan dengan mengurangi sejumlah rangkaian yang semula diisi 12 gerbong menjadi 8 gerbong dan 10 gerbong.
Sejalan dengan rencana pemensiunan tersebut pula, KAI Commuter berencana mengimpor KRL bekas dari Jepang untuk menambal kebutuhan selagi menunggu armada KRL baru selesai diproduksi.
Dan di sinilah polemik pengadaan armada KRL itu memulai cerita yang ramai saat ini.
PT Kereta Commuter Indonesia berencana mengimpor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) dalam bentuk 120 unit KRL Tipe E217 untuk kebutuhan tahun 2023, dan 228 unit KRL Tipe E217 untuk kebutuhan tahun 2024.
Rencana impor tersebut dikemukakan, mengingat PT Inka saat ini belum mampu dengan segera memproduksi secara cepat dan dalam jumlah banyak rangkaian KRL sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk KRL Commuter Line Jabodetabek.Â
Manajemen Inka seperti dikutip sejumlah warta menjelaskan, produksi gerbong yang sesuai kebutuhan di Jabodetabek juga harus melewati sejumlah proses untuk terpenuhinya standard keamanan, kenyamanan, serta good corporate governance.
KAI Commuter sebelumnya telah mengajukan surat izin impor kepada Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag sejak 13 September 2022. Namun surat tersebut belum disetujui, karena belum mendapat rekomendasi teknis dari Kemenperin.
Kemenperin sendiri belum menerbitkan rekomendasi teknis, karena rencana impor gerbong KRL oleh KAI Commuter tersebut dianggap bersilangan dengan fokus pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor, melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN).
Hal ini ditegaskan oleh Sekjen Kemenperin Doddy Widodo, seperti dikutip Antara yang menegaskan bahwa Inka masih bisa memenuhi kebutuhan pengadaan gerbong KRL Jabodetabek. Doddy mengatakan kualitas kereta produksi Inka malah sudah diakui dunia internasional, seperti Bangladesh yang pernah membeli kereta dari Inka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!