Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengapa Jakarta Tetap Macet Meski Angkutan Umum Cukup Tersedia?

22 Februari 2023   12:40 Diperbarui: 28 Februari 2023   17:42 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbaru, Kementerian Perhubungan meminta pemerintah daerah, khususnya di wilayah Jabodetabek, untuk membuat aturan yang memaksa masyarakat menggunakan angkutan umum. 

Menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, kebijakan 'pemaksaan' tersebut perlu diterbitkan, mengingat masih banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi di Jakarta, meski transportasi umum---berbasis rel---seperti MRT dan KRL, yang menurut Adita sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bertransportasi.

Okelah jika dikatakan KRL dan MRT sudah memenuhi kebutuhan transportasi publik di Jakarta, namun pemandangan dan pemberitaan soal padatnya penumpang di dalam KRL serta di dalam stasiun, wabil khususon Stasiun Manggarai, seolah menunjukkan ada satu kebutuhan mendasar dalam dalam bertransportasi yang tidak dipenuhi oleh moda transportasi KRL, yakni kenyamanan. Meski ketidaknyamanan tersebut hanya dirasakan pada jam-jam tertentu saja.

Belum lagi jika 'si panjang tangan' dan pelaku pelecehan seksual ikut beburu mangsa memanfaatkan kepadatan penumpang di stasiun dan di dalam KRL, maka selain tak memenuhi unsur kenyamanan, transportasi publik di Jakarta juga abai akan faktor keamanan.

Sepengamatan saya, kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai lazim terjadi pada hari kerja tepatnya di jam berangkat kerja kantoran, atau antara pukul 6 hingga 8 pagi. Kepadatan kian parah diberlakukannya sistem operasional terbaru KRL Jabodetabek sejak 28 Mei 2022 lalu. Sistem operasional yang diberi kode Switch Over ke-5 (SO-5) ini diberlakukan seiring renovasi dan revitalisasi Stasiun Manggarai yang diproyeksi menjadi stasiun sentral Jabodetabek pada 2025 mendatang.

Keluhan umumnya datang dari penumpang yang transit dari KRL jalur Bogor-Jakarta Kota ke KRL jalur Cikarang/Bekasi-Angke. Selisih waktu antarkedatangan kereta alias headway di jalur Cikarang-Angke dengan rentang waktu yang lama dituding menjadi penyebab utama penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.

Headway jalur Cikarang-Angke ini rata-rata di atas 10 menit, alias kontras dengan headway jalur Bogor-Jakarta Kota yang rata-rata hanya 5-10 menit, dengan catatan tidak harus bergantian jalur dengan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dari dan menuju Stasiun Gambir.

Renggangnya headway KRL di jalur Cikarang-Angke disinyalir karena rangkaian kereta yang beroperasi di jalur ini lebih sedikit dibanding dengan rangkaian yang melayani jalur Bogor-Jakarta Kota. Sebagai perbandingan, jalur Cikarang-Angke hanya dilayani oleh 23 rangkaian, sementara Bogor-Jakarta Kota dilayani 41 rangkaian.

Dan 23 rangkaian tersebut juga ada yang via Pasar Senen, sehingga tidak semuanya melewati Stasiun Manggarai. Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di peron tempat perhentian KRL jalur Cikarang-Angke.

Kepadatan di Stasiun Manggarai nyatanya menjadi kerap dimunculkan dalam jagad pemberitaan dunia nyata maupun dunia maya belakangan ini. Salah satu yang baru-baru ini viral, yakni sebuah akun media sosial yang mengabarkan seorang perempuan pekerja di Jakarta memutuskan untuk undur diri dari pekerjaannya, demi menghindari transit saat naik KRL dan berdesak-desakan di Stasiun Manggarai.

Dan selama 9 bulan pelaksanaan SO-5 di Stasiun Manggarai, belum nampak ada upaya signifikan dari pemangku kebijakan untuk segera menghadirkan solusi untuk mengurai kepadatan di Stasiun Manggarai, meskipun baru-baru ini KCI menyatakan akan menambah 31 perjalanan kereta pengumpan (feeder).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun