Contohnya, Fajar Sadboy yang setelah terkenal akibat curhatnya di media sosial diundang ke berbagai acara dialog di media konvensional televisi, dan dijadikan bahan berita oleh media cetak maupun daring.
Sebelum Fajar Sadboy, ada Intan Sriastuti yang viral juga karena curhatnya di media sosial memplesetkan lagu Cukup Dikenang Saja.
Nah, jika bicara soal perkembangan teknologi yang melanda dunia jurnalisme, maka kembali lagi ke dialog Indro Warkop dalam film Sama Juga Bohong yang saya kutip di atas, meskipun sebuah mesin sudah mampu mengerjakan beberapa tugas manusia, namun ada hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh mesin.
Setidaknya sampai sebuah jurnalisme mesin bisa merencanakan peliputan, menggali dan mengumpulkan data secara komprehensif untuk pemberitaan, mewawancara narasumber untuk menguatkan data, menulis hasil pengumpulan data dan hasil wawancara dengan menggunakan sentuhan seni, dengan hasil akhir sebuah berita yang memiliki logika.
Bisakah robot algoritma tanpa redaksi berita melakukan itu? Kalau iya, maka itulah saat yang disebut senjakala jurnalis manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H