Namun, strategi rekayasa yang diterapkan Indonesia dan Thailand sama-sama gagal di semifinal. Indonesia menyerah 1-2 dari Singapura, dan Thailand dihantam tiga gol oleh Vietnam. Di akhir turnamen, Singapura pun keluar sebagai kampiun.
Meski Azwar Anas saat itu sempat yakin aksi memalukan timnas Indonesia di Piala Tiger itu tidak akan berbuah sanksi, namun PSSI akhirnya dikenai sanksi denda US$40 ribu oleh FIFA, serta Mursyid Effendi dikenai sanksi larangan beraktivitas di sepak bola internasional seumur hidup.
Soal gol bunuh diri di Piala Tiger 1998 itu, dalam sebuah perbincangan di kanal Omah Balbalan, sosok yang akrab disapa Cak Mung ini mengatakan
"Kalau nggak ada perintah, saya ya nggak berani (cetak gol bunuh diri). Memang eksekutor saya, tapi (kesalahan) bukan mutlak saya semua 'kan? Wong saya ini cuma pasukan" demikian Mursyid.
Dalam wawancara lainnya dengan FourFourTwo, Cak Mung mengatakan seusai pertandingan, semua komponen timnas yang bertanding saat itu menyatakan siap bertanggung jawab atas permainan yang paling memalukan dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Piala AFF tersebut.
"Namun jarak sebulan, semua cuci tangan. Saya yang menanggung cacian dan hujatan seumur hidup," ucap Mursyid. Dia pun pernah mengatakan, tak pernah sekalipun menerima surat yang menyatakan nama dirinya sebagai terhukum. Entah kepada siapa PSSI dan FIFA menyerahkan surat itu.
Dalam wawancara yang lain, Mursyid menjelaskan saat briefing tim yang dilakukan pada pagi hari sebelum pertandingan melawan Thailand, manajer tim Andrie Amien dan pelatih Rusdi Bahalwan sempat memberi tahu kepada pemain agar mengalah dari Thailand.
"Sebenarnya saya tahu rencana itu tak benar. Tapi, sebagai pemain yang masuk Timnas Indonesia karena peran pelatih, saya tidak protes saat tim melakukan briefing," kata Mursyid.
"Awalnya, bukan saya yang harus melakukan (gol bunuh diri). Ada Kuncoro dan Aji Santoso. Tapi, saya yang akhirnya yang melakukannya setelah mendapat intruksi dari Aji. Kalau tidak percaya, silakan tanya kepada saksi yang masih hidup," tegas Mursyid.
Dasar otak saya doyan menyama-nyamakan sebuah peristiwa dengan peristiwa lain, saat Piala AFF 2022 tengah dihelat, saya teringat Mursyid pernah bicara soal instruksi pelatih dan manajer untuk mencetak gol bunuh diri, dan seketika saya jadikan ibarat perintah Ferdy Sambo kepada Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, untuk menembak Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat.
Ya, Bharada Eliezer dan Mursyid sama-sama menempati posisi serdadu dengan tingkatan terbawah, yang secara relasi kuasa sama-sama dalam posisi sulit untuk bisa menolak perintah atasan mereka.