Dan jika dibanding dengan Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf, relasi umur atas kuasa menjadikan Eliezer di posisi terendah.
Ketika proses hukum terhadap tewasnya Brigadir J bergulir, dan terungkap bahwa tidak terjadi tembak menembak antara Eliezer dan Yoshua, namun peristiwa sebenarnya adalah pembunuhan berencana, maka empati pada Eliezer pun mengalir. Empati itu terutama karena relasi kuasa itu tadi, yang menjadikan Eliezer tak kuasa menolak perintah Ferdy Sambo.
Apalagi setelah Eliezer berbalik menjadi justice collabolator, sehingga ia mengungkap bahwa apa yang dilakukannya ikut serta menembak mati Yoshua, dilakukan semata-mata karena ia adalah personil pangkat rendah, yang tak memiliki kemampuan menolak perintah seorang jenderal.
Meski demikian, jika didasarkan pada acara pidana, tentu pengakuan ini harus bisa dibuktikan dengan kuat dalam proses peradilan. Termasuk misalnya dengan  mendengarkan keterangan ahli yakni psikolog, guna menentukan apakah Eliezer konsisten dengan perkataanya, dan dalam kondisi tidak bisa melawan perintah atasannya
Di luar proses pengadilan, semenjak Eliezer menawarkan diri sebagai justice collabolator kasus pembuhunan berencana Brigadir J, dan dalam posisinya yang dilihat sebagai pihak terendah dari relasi kuasa, nyatanya telah menjadikan ia saat ini banjir dukungan atas tindakannya, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Salah satunya yang terlihat di dunia nyata, ya kelompok Richliefams ID dan Eliezer's Angels itu. Sementara di dunia maya, jika kita melihat video soal sidang yang menghadirkan Eliezer, maka kita akan dapat menemukan banyak komentar di video tersebut yang berisi semangat kepada tamtama polisi berusia 24 tahun itu.
Empati kepada pelaku tindak pidana, nyatanya bukanlah sebuah sesuatu yang tidak lazim. Umumnya, perasaan ini timbul setelah seseorang menerima informasi, apa yang menjadi latar belakang pelaku melakukan tindak pidana tersebut.
Paul Bloom, psikolog di Universitas Yale, seperti pernah dinukil BBC mendefinisikan empati secara spesifik sebagai tindakan menyelami pikiran orang lain untuk turut merasakan perasaan mereka.
"Dalam hal ini, akal sehat memberi tahu kita bahwa merasakan rasa sakit orang lain akan mendorong kita untuk peduli dan membantu orang itu,"Â tulis Bloom dalam jurnal ilmiah Trends in Cognitive Sciences.
Dalam kasus lain, empati terhadap pelaku tindak pidana juga muncul dalam kasus penembakan matan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe. Peristiwa di hari yang sama dengan penembakan terhadap Brigadir J, yakni pada 8 Juli 2022 ini, menghadirkan cerita lain soal Tetsuya Yamagami, sang pelaku penembakan.
Yamagami diduga menembak mati Abe, karena perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Jepang ini merupakan pentolan sebuah sekte keagamaan ekstrem, yang menjadikan keluarganya miskin karena terus-menerus dimintai sumbangan oleh sekte tersebut. Dan sama seperti Eliezer, Yamagami pun terlatih dalam menggunakan senjata api, karena ia merupakan mantan anggota Angkatan Laut.