Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Situs Punden Berundak Gunung Batu, Peninggalan Pra Sejarah di Tengah Kota Bogor

27 November 2022   23:40 Diperbarui: 5 Desember 2022   00:46 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Punden Berundak Gunung Batu, Kota Bogor. (Dokpri)

Sejarah peradaban manusia Indonesia tak akan lepas dari bangunan yang disebut dengan punden berundak. Peninggalan budaya zaman batu besar Megalitikum ini, yakni berupa bangunan bertingkat, terdiri atas tumpukan batu.

Sejumlah literatur menyebut, pada zaman dahulu, tingkatan teratas punden berundak-undak adalah tempat yang paling suci dan digunakan sebagai tempat memuja roh pendahulu.

Formasi batu bertumpuk ini pulalah, yang kemudian kerap diklaim sebagai asal-usul arsitekur bangunan sebagian besar candi yang ada di Indonesia, termasuk Candi Borobudur sebagai bangunan candi terbesar di Indonesia.

Kata punden atau pundian berasal dari bahasa Jawa yang berarti objek-objek pemujaan, mirip pengertiannya dengan konsep kabuyutan pada masyarakat Sunda. Punden berundak merupakan hasil penghayatan rasa spiritual masyarakat Nusantara akan lokus spiritual terhadap roh leluhur.

Dalam punden berundak, konsep dasar yang dipegang adalah para leluhur atau pihak yang dipuja berada pada tempat-tempat yang tinggi  setelah para leluhur itu tak lagi hidup di dunia. Karena itulah, lazim kita temui punden berundak berada di dataran tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Hal itu pun memperkuat kepercayaan manusia zaman megalitikum, bahwa nenek moyang yang sudah meninggal dunia berada di puncak.

Selain itu, undak-undak juga sebagai lambang atau simbol dari tingkat perjalanan manusia. Dari mulai alam permulaan di paling bawah, hingga ke alam barzah di tingkatan paling atas.

Di Kota Bogor pun terdapat salah satu situs megalitikum punden berundak, yang lokasinya tak jauh dari pusat kota. Karena jaraknya hanya 3 kilometer dari Balai Kota Bogor.

Saya pun tertarik untuk mengunjungi situs yang terletak di Kelurahan Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat ini.

Lokasi situs ini tak jauh dari Jl Mayjen Ishak Djuarsa, atau dikenal juga dengan nama lamanya Jl Gunung Batu. Kira kira 50 meter sesudah pertigaan Gunung Batu, saya pun memasuki sebuah gang dengan gerbang bertuliskan Situs Punden Berundak.

Gapura Jalan Wates Dalam, lokasi situs Punden Berundak Gunung Batu. (Dokpri)
Gapura Jalan Wates Dalam, lokasi situs Punden Berundak Gunung Batu. (Dokpri)
Menurut saya, gerbang atau gapura di depan gang lokasi situs Punden Berundak Gunung Batu ini, seperti kurang eye catching. Sehingga bisa jadi orang yang berulang kali lalu lalang di Jalan Mayjen Ishak Djuarsa ini tidak ngeh dengan tulisan itu.

Seperti lazimnya gang di Indonesia, gang yang bernama Jalan (atau Gang) Wates Dalam ini pun merupakan permukiman padat penduduk. Disebut jalan, tapi lebih mirip sebuah gang, karena ukuran lebarnya tidak memungkinkan untuk dilalui mobil.

Situs Punden Berundak Gunung Batu, selain berada di tengah permukiman, juga dikelilingi berdampingan dengan sebuah kompleks pemakaman. Dan nyaris tak ada penanda batas kawasan situs tersebut, selain tembok dan pagar yang menjadikan situs yang terdiri dari batuan andesit itu seolah menyatu dengan pemakaman.

Plang nama situs Punden Berundak Gunung Batu. (Dokpri)
Plang nama situs Punden Berundak Gunung Batu. (Dokpri)
Batuan di situs Punden Berundak Gunung Batu juga sudah tak lagi tersusun dengan teratur. Dan sekilas hanya telihat seperti bongkahan batu andesit biasa berukuran besar. Mungkin perubahan demi perubahan zaman yang terjadi selama ribuan tahun membuatnya menjadi seperti itu.

Situs Punden Berundak Gunung Batu terimpit oleh kompleks pemakaman. (Dokpri)
Situs Punden Berundak Gunung Batu terimpit oleh kompleks pemakaman. (Dokpri)
Ketika saya tiba di sana, tak satu pun penduduk yang nampak berada di sekitar situs. Mungkin semua sedang beraktivitas di dalam rumah masing-masing, di tengah cuaca terik Kota Bogor yang begitu menyengat siang itu, saat arloji di lengan saya menunjukkan pukul 12:25 WIB.

Meski belum pernah menemukan literatur yang menjelaskan secara rinci, namun cocoklogi saya mengatakan situs ini pula yang menjadi asal-usul nama Gunung Batu di Kota Bogor.

Yang jelas, keberadaan situs Punden Berundak Gunung Batu pun menjadi bukti bahwa kehidupan di wilayah Bogor sudah ada sejak zaman Megalitikum. Seperti halnya situs-situs zaman prasejarah lainnya yang bertebaran di lereng dan kaki Gunung Salak, yang memperkuat hal tersebut.

Semoga pihak-pihak terkait bisa menata situs Punden Berundak Gunung Batu, agar lebih mampu menarik siapapun yang berminat datang ke sini untuk mempelajari peninggalan pra sejarah di tengah kota ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun