Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meski KLB PSSI Dipercepat, Kelanjutan Kompetisi Tak Lantas Langsung Jelas

29 Oktober 2022   17:43 Diperbarui: 30 Oktober 2022   07:30 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai PSSI mengelar rapat executive commitee (exco) pada 28 Oktober kemarin malam, Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan mengatakan, PSSI akan menggelar kongres luar biasa (KLB) secepatnya, sesuai tahapan aturan dalam organisasi.

Adapun digelarnya KLB PSSI, juga menjadi salah satu rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. TGIPF meminta PSSI segera mengadakan KLB untuk memilih kepengurusan baru.

Pernyataan Iriawan soal percepatan KLB, menunjukkan sikap sedikit melunak organisasi yang dipimpinnya soal rekomendasi digelarnya KLB tersebut. Sebelumnya, Anggota Exco PSSI Ahmad Riyadh pada 20 Oktober 2022 seperti dikutip Antara mengatakan, keputusan (soal KLB) tetap ada di aturan, yakni Statuta PSSI. Dan PSSI hanya akan menggelar KLB jika anggota PSSI meninta digelarnya KLB sesui dengan statuta.

Dalam pernyataannya yang disiarkan oleh kanal PSSI TV, mantan kapolda Jawa Barat ini mengatakan, meskipun dalam Pasal 34 ayat 2 statuta PSSI disebutkan bahwa KLB dapat dilaksanakan apabila sekurang-kurangnya 2/3 delegasi (voter) yang mewakili anggota PSSI mengajukan permintaan secara tertulis, namun kali ini Exco PSSI memutuskan mempercepat KLB pemilihan dengan memperhatikan surat yang dikirim oleh dua anggotanya.

Hal itu dikarenakan Exco PSSI tidak ingin terjadi perpecahan di antara para anggotanya, dan karena Exco PSSI adalah mandataris yang dipilih oleh delegasi (voter) yang mewakili anggota PSSI.

Ketua Umum PSSI Mocahmmad Iriawan (duduk) memaparkan hasil Rapat EXco PSSI, 28 Oktober 2022 (Sumber foto: Tangkapan layar kanal PSSI TV)
Ketua Umum PSSI Mocahmmad Iriawan (duduk) memaparkan hasil Rapat EXco PSSI, 28 Oktober 2022 (Sumber foto: Tangkapan layar kanal PSSI TV)

Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini menegaskan, keputusan percepatan KLB ini dharapkan dapat menjadi pertimbangan sekaligus memberi kepastian kapan kembali bergulirnya kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, yang berhenti pasca Tragedi Kanjuruhan. Iriawan mengatakan, Liga 1 hingga Liga 3 selama ini menjadi marwah dan nafas bagi sepak bola di Tanah Air.

Adapun dua klub yang disebut Iriawan telah mengirim surat, dan menjadi pertimbangan untuk percepatan KLB PSSI, yakni Persebaya Surabaya dan Persis Solo.

Jajaran manajemen Persebaya bertemu jajaran manajemen Persis, Senin 24 Oktober 2022. (Sumber foto: tangkapan layar IG @officialpersebaya)
Jajaran manajemen Persebaya bertemu jajaran manajemen Persis, Senin 24 Oktober 2022. (Sumber foto: tangkapan layar IG @officialpersebaya)

Surat tersebut dikirimkan oleh Persebaya dan Persis, sebagai salah satu hasil dari pertemuan yang digelar oleh manajemen Persebaya termasuk pemilik mayoritas saham Azrul Ananda, bersama manajemen Persis Solo temasuk Direktur Utama Persis Kaesang Pangarep, di Solo pada 24 Oktober 2022. Selain mengajukan surat kepada PSSI, pertemuan manajemen dua klub yang termasuk dalam pendiri PSSI tersebut juga mengajukan surat kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB), agar segera membahas kepastian lanjutan kompetisi Liga Indonesia.

"Kami merasa diselenggarakannya RUPS PT LIB adalah justru yang paling urgent saat ini. Karena klub-klub semua harus mau duduk bersama membahas kepastian liga. Semoga klub-klub lain bisa melakukan hal yang sama supaya RUPS LB bisa terselenggara segera."

Demikian dikatakan Azrul Ananda dalam akun instagram resmi Persebaya.

Pertemuan Azrul-Kaesang bisa dikatakan sebagai pelopor untuk mendesak kepastian bergulirnya kembali kompetisi Liga Indonesia. Di saat klub-klub lain masih dalam tahap normatif menginginkan liga kembali bergulir, dua tokoh muda sepak bola Indonesia ini berinisiatif untuk bertemu dan memberi rekomendasi kepada penyelenggara liga untuk segera memutuskan kapan kompetisi Liga 1, Liga2, dan Liga 3 akan kembali bergulir.

Azrul tentu mendasarkan inisiatif pertemuan--yang kemudian menghasilkan surat rekomendasi---dari pahitnya penghentian kompetisi, yakni pada 2020 saat kompetisi Liga 1 terpaksa berhenti akibat pandemi Covid19, setelah hanya berlangsung selama tiga pekan. Yang membuat Azrul kecewa saat itu, operator liga sempat tak memberi kejelasan soal kelanjutan Liga 1.

Selain ketidakjelasan jadwal, Azrul pada 2020 juga merasa kecewa karena ketika bertanya soal kepastian protokol kesehatan dalam pelaksanaan liga termasuk tanggungan biaya tes Covid19, tidak dijawab dengan jelas oleh pihak yang berwenang.

Dan ketika saat ini Liga 1 dihentikan usai Tragedi Kanjuruhaan, bayang-bayang kelam ketidakjelasan kompetisi pun tentu muncul kembali. Tidak hanya di benak Azrul, tapi tentu di benak seluruh pelaku yang terlibat dalam kompetisi sepak bola Indonesia.

Karena itu, langkah Azrul dan Kaesang dalam berinisiatif mengirimkan surat kepada PSSI dan PT LIB tentu patut diacungi jempol. Setidaknya ini menjadi langkah yang lebih maju dan sesuai dengan koridor yang ada sebagai pengurus klub yang ikut berkompetisi dan turut menanggung beban berat akibat kompetisi dihentikan, ketimbang hanya bersuara normatif.

Langkah maju ini pun toh pada akhirnya mendapatkan respons yang positif dari federasi, yakni dengan digelarnya rapat Exco PSSI, yang menghasilkan sikap cair PSSI mempercepat penyelenggaran kongres luar biasa.

Apa yang dilakukan Azrul---bersama Kaesang---tentu tak lepas dari pengalaman pahit manis dirinya sebagai Persebaya. Ia pernah dalam merasa di titik tertinggi, namun pernah pula merasa dalam titik terendah saat menjadi nakhoda Persebaya.

Sedikit mundur ke belakang, ketika Azrul Ananda menyatakan dirinya mengundurkan diri sebagai presiden Persebaya, sangat banyak yang menyayangkan termasuk dari Bonek. Salah satu argumen yang mengemuka saat itu adalah pikiran, tenaga dan jiwa manajerial seorang Azrul masih dibutuhkan oleh Persebaya.

Dan pertemuan dirinya bersama Kaesang Pangarep bersama jajaran manajemen Persebaya dan Persis itu pun menunjukkan bahwa meski tak lagi menjadi pucuk pimpinan Persebaya, namun Azrul tetap hadir untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia, karena pernah merasakan pahitnya ketidakjelasan dalam penyelenggaraan kompetisi.

Dan jika PSSI sudah membaca dan mengabulkan permintaan Persebaya dan Persis untuk digelarnya KLB, tentu harus diapresiasi walau bagaimanapun. Untuk saat ini saya tak ingin berspekulasi dahulu, apa dan bagaimana hasil dari KLB yang akan dilaksanakan kelak. Toh masih belum ada kepastian kapan pastinya KLB tersebut akan diselenggarakan.

Yang jelas, KLB akan menjadi salah satu langkah bagi PSSI untuk dapat mengembalikan kepercayaan publik. Dengan adanya kongres luar biasa, maka akan menjadi preseden baik bahwa organisasi tak harus selamanya saklek pada aturan hukumnya, melainkan bisa pula mendasarkan putusannya pada etika. 

Dan seharusnya memang posisi etika lebih tinggi dan lebih luas dari hukum. Seperti yang pernah dikatakan oleh Earl Warren, Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat (1953-1969): 'Law floats in a sea of ethics',

Untuk saat ini tentu kita tak usah ingin berspekulasi dahulu, apa dan bagaimana hasil dari KLB yang akan dilaksanakan kelak. Toh masih belum ada kepastian kapan pastinya KLB tersebut akan diselenggarakan. Yang jelas, waktu pelaksanaan KLB menjadi pertaruhan bagi nama baik PSSI. Dan waktu pelaksanaan itu akan menjadi patokan bagaimana kejelasan lanjutan Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

Karena sudah 4 pekan usai Tragedi Kanjuruhan, para stakeholder klub sepak bola Indonesia masih setia menanti kejelasan. Inilah yang harus terus pula dipikirkan secara cepat oleh PSSI dan LIB selaku penyelenggara Liga. Jangan sampai perbaikan sepak bola yang digaung-gaungkan usai Tragedi Kanjuruhan, menjadi wacana yang tak terarah dan tak terukur.

Sikap LIB pun saat ini patut dinanti, akankah operator Liga ini memutuskan untuk segera menggelar RUPS LB---yang disebut urgen oleh Azrul Ananda---dalam waktu dekat? Karena rapat Exco PSSI juga meminta LIB untuk melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Ataukah saat ini LIB masih berkutat dengan persoalan siapa yang akan menggantikan Akhmad Hadian Lukita yang sudah ditetapkan sebagai salah satu tersangka Tragedi Kanjuruhan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun