"Jangan-jangan semakin sulit bagi klub-klub yang punya sejarah panjang, yang punya basis suporter besar, untuk berkembang karena terbebani oleh suporternya dan masa lalunya. Sehingga kelak klub-klub yang justru eksis di Indonesia ini adalah justru klub-klub yang tidak punya basis, yang tidak punya kota (homebase). Dan karena dia tak punya tanggungan dan lain lain, dia bisa memulai dan menjalaninya dengan lebih tenang dan lebih maju."
Itulah sepenggal ungkapan hati mantan Presiden Persebaya, Azrul Ananda, saat mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat pekan lalu, di kantor manajemen Persebaya Surabaya.
Banyak yang terkejut, tak menduga secepat itu Azrul Ananda akan melepas jabatannya sebagai pucuk pimpinan klub kebanggaan Arek-Arek Suroboyo ini. Namun keputusan sudah dibuat.
Meski mengejutkan, namun banyak pula yang menilai keputusan mundur ini sudah bisa diprediksi, terutama jika dilihat dari kacamata bisnis dan korporasi.
Jika berbicara soal kiprah Azrul Ananda sebagai nakhoda perusahaan Persebaya, saya melihat permasalahan justru dimulai ketika pada 14 November 2017, Azrul secara mendadak mengundurkan diri dari posisi Dirut Jawa Pos. Dan para jajaran direksi saat itu menuding Azrul dan sang ayah, Dahlan Iskan, sebagai penyebab turunnya omzet perusahaan.
Dahlan dituduh melakukan penyelewengan dana perusahaan untuk membeli Persebaya, membangun brand Deteksi Basketball League (DBL) dan PLTU Tenggarong.
Total dana perusahaan yang dikeluarkan hampir Rp1 triliun. Sementara itu, Azrul dianggap bertanggung jawab keputusan bisnisnya dianggap kurang tepat. Setidaknya demikian penelitian Remotivi dan Deduktif pada tahun 2021.
Keluarnya Azrul dari koran terbesar di Jawa Timur itu, juga membawa keluar PT DBL dan Persebaya. Namun Azrul harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk mengakuisisi keduanya.
Dan meski sudah 'membakar uang' yang tak sedikit, namun Azrul tetap optimis ke depannya Persebaya akan tetap berjaya. Tolok ukur putra sulung Dahlan Iskan ini adalah keberhasilannya membawa Persebaya menjadi kampiun Liga 2 di tahun 2017.
Saat itu, Persebaya keluar sebagai juara usai mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pada tanggal 28 November 2017. Alias hanya berselang 14 hari usai Azrul lengser dari jabatan dirut di Jawa Pos.