Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gengsi Pertandingan Pramusim Berujung Baper Persik

30 Juni 2022   06:30 Diperbarui: 30 Juni 2022   06:32 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernyataan manajemen Persik Kediri soal permainan "adu kungfu" (sumber: tangkapan layar IG @persikofficial)

Ketika membaca curriculum vitae seorang Thomas Doll---pria asal Jerman (Timur) yang kini menukangi Persija-di sebuah media online, saya membaca dia telah mengoleksi 7 piala sepanjang karir kepelatihannya. 

Pertama kali ia menjadi juara sebagai pelatih adalah ketika membawa Hamburg SV juara Piala Intertoto 2005. Kemudian enam trofi juara lainnya dipersembahkannya untuk klub Hungaria, Ferencvaros. Yakni satu kali membawa Ferencvaros juara Nemzeti Bajnoksag atau liga kasta tertinggi Hungaria pada 2015/2016. Klub ini juga dibaanya tiga kali berturut-turut menjuarai turnamen piala Magyar Kupa (semacam FA Cup atau Coppa Italia, di Hungaria) mulai musim 2014/2015 hingga 2016/2017.

Kemudian ia juga membawa Ferencvaros meraih gelar juara Ligakupa 2014/2015 dan Szuperkupa atau Piala Super Hungaria pada 2015.

Kemudian di media online lainnya, saya mencoba membaca gelar juara yang pernah dipersembahkan oleh Djadjang Nurdjaman saat membesut Persib Bandung. Dan hasilnya adalah 4 trofi dihasilkan oleh pria yang akrab disapa Djanur ini. Rinciannya, Celebes Cup tahun 2012, ISL 2014, Piala Presiden 2015, dan Piala Walikota Padang 2015.

Dari keempat gelar tersebut, tiga diantaranya merupakan gelar juara turnamen pramusim, dan hanya satu gelar kompetisi reguler yakni juara ISL 2014.

Saya tidak tahu apakah Thomas Doll pernah membawa sebuah tim menjuarai sebuah turnamen pramusim atau sebuah trofeo, karena---mohon maaf---saya belum menemukan datanya. Yang pasti ketika saya mengetik di google: "Thomas Doll pramusim" yang muncul justru berita soal keheranan pria yang pernah membesut Borussia Dortmund ini soal turnamen pramusim di Indonesia.

Keheranan Doll dimulai ketika ia diminta manajemen Persija datang lebih awal dari rencana awal, karena untuk persiapan mengikuti turnamen pramusim, yakni Piala Presiden. Mulanya Doll tidak setuju Persija mengikuti turnamen ini. Namun setelah berunding dengan manajemen, akhirnya tim berjuluk Macan Kemayoran ini pun tetap mengikuti Piala Presiden, meski harus bermain di Samarinda pada babak penyisihan grup.

Pada akhirnya, Persija pun babak belur di penyisihan grup, setelah kalah 0-2 dari Barito Putera, kemudian kalah 1-5 dari RANS Nusantara FC, kalah 1-2 dari Borneo FC, dan terakhir kalah 1-2 dari Madura United. Entah mungkin hasil ini karena memang sedari awal Doll seolah 'nggak niat' buat ikut turnamen pramusim yang pernah dijuarai skuad Djadjang Nurdjaman tahun 2015 ini.

Bagi Doll, yang terpenting saat ini justru latihan jelang bergulirnya Liga 1 yang (menurut rencana, entah mundur atau tidak) akan dimulai pada 27 Juli mendatang.

"Bukannya saya tak hormat dengan turnamen ini, tapi saya tak mau mengambil resiko. Saya mau melindung pemain. Bagi saya, lebih baik kami melakukan sesi latihan," ucap Thomas Doll seperti dikutip Detiksport

Usai timya ditekuk Borneo FC pada 25 Juni lalu, Doll pun menegaskan keheranannya dengan turnamen pramusim ini. "Bagi saya, ajang Piala Presiden ini sepertinya penting di negara ini. Tapi saya kira banyak pelatih yang berpikir bahwa sebenarnya ini mengganggu persiapan (menuju Liga 1)," katanya.

Tapi toh Piala Presiden tak melulu menghasilkan hal buruk bagi seorang Thomas Doll sebagai nakhoda baru Persija di lapangan. Setidaknya dengan adanya turnamen ini, dia bisa mempelajari kekurangan apa saja yang masih ada di timnya, sehingga bisa menjadi evaluasi jelang mengikuti kompetisi yang sesungguhnya.

Nah, saya pun menggarisbawahi pernyataan retoris Thomas Doll "Piala Presiden sepertinya penting di negara ini". Ya, mungkin saja penting untuk ditambahkan dalam curriculum vitae seorang pemain atau pelatih yang telah berhasil menjuarainya.

Contohnya ya di CV-nya Djadjang Nurdjaman tadi. Kapanpun dan dimanapun penggemar sepakbola Indonesia wabil khususon Persib Bandung pasti akan menyebut gelar juara Piala Presiden 2015 sebagai salah satu prestasi Djanur sebagai pelatih Persib. Belum lagi kalau ditambahkan bumbu rivalitas antar suporter yang menggambarkan Persib meraih gelar juara Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, yang menjadi kandang rival bagi suporter Persib.

Bagi klub-klub di Indonesia yang juga mengikuti turnamen pramusim, baik manajer, pelatih, dan pemain, mungkin saja turnamen pramusim itu sama seriusnya dengan turnamen atau kompetisi reguler. Sehingga prestasi yang didapatkan jika meraih gelar juara turnamen pramusim akan dicatat sebagai sebuah prestasi. Mungkin lho yaa...

Oleh karena itu, bermain di turnamen pramusim pun dilakukan oleh tim-tim peserta dengan 'seserius mungkin'. Bahkan dengan resiko mendapat cedera sekalipun.

Nah, bermain serius itu pun akhirnya juga terbawa ke pertandingan---yang seharurnya menjadi fun football--yang kebetulan digelar di tengah-tengah penyelenggaraan Piala Presiden, yang bertajuk Trofeo Ronaldinho. Di pertandingan segitiga yang melibatkan RANS Nusantara FC, Arema FC, dan Persik Kediri dan dihadiri oleh mantan pemain timnas Brazil Ronaldinho---dan juga ikut bermain---ini, para pemain yang berlaga justru menerapkan permainan serius,

Pemain RANS dan Persik, malah seolah ingin pamer kemampuan di hadapan Ronaldinho, dan bermain serius layaknya kompetisi Liga 1, bahkan dibumbui pelanggaran keras pula. Laga ini pun berakhir dengan cibiran netizen di media sosial.

Dan makin hilanglah nuansa fun football dalam trofi Ronaldinho, setelah Persik Kediri mengembalikan "Piala Trofeo Nusantara with Ronaldinho" kepada panitia penyelenggara. 

Berawal dari pernyataan subjektif Chairman RANS Nusantara Rudy Salim usai pertandingan yang menilai Persik Kediri menerapkan permainan 'adu kung fu', manajemen Persik dalam unggahan di media sosialnya menyatakan keberatan dengan pernyataan Rudy sebagai opini sepihak tanpa melihat statistik yang sebenarnya.

Pernyataan manajemen Persik Kediri soal permainan
Pernyataan manajemen Persik Kediri soal permainan "adu kungfu" (sumber: tangkapan layar IG @persikofficial)
Karena ketersinggungan itu, Persik pun memutuskan untuk mengembalikan piala yang telah mereka raih dalam "fun football" itu.

Manajemen Persik Kediri menyatakan mengembalikan Piala Trofeo Nusantara with Ronaldinho (sumber: tangkapan layar IG @persikofficial)
Manajemen Persik Kediri menyatakan mengembalikan Piala Trofeo Nusantara with Ronaldinho (sumber: tangkapan layar IG @persikofficial)
Pengembalian trofi ini seolah jadi sebuah perwujudan kata-kata Raffi Ahmad dalam wawancara di akhir pertandingan. Raffi dengan santai mengatakan Trofeo Ronaldinho bukan mencari menang kalahnya, tapi bagaimana menggairahkan sepak bola Indonesia lagi. Mungkin lebih tepatnya ingin menunjukkan ke Ronaldinho kalau orang Indonesia suka nonton sepakbola langsung di stadion. Apalagi sekarang stadion sudah terbuka lagi untuk penonton setelah sempat ditutup di masa pandemi.

Saya berharap semoga Ronaldinho---salah satu pemain besar yang dimiliki Brazil---cepat melupakan trofeo yang aneh ini. Saya berharap di lupa pernah bermain bersama tim alih-alih memainkan sepakbola gembira malah bermain dengan serius. Bahkan semoga Ronnie menghapus dari ingatannya bahwa ia pernah bermain di sebuah fun football yang justru berakhir dengan kebaperan.

Kembali ke soal gengsi turnamen pramusim. Jika melihat animo suporter yang begitu besar dalam menyaksikan tim kesayangannya berlaga---ditambah sebagian suporter menganggap kekalahan dari tim rival adalah aib---nampaknya manajemen klub yang berlaga pun ingin membuktikan bahwa mereka bisa mewujudkan keinginan suporter dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.

Ambil contoh Persib Bandung yang selalu memainkan skuad utamanya dalam starting line-up 2 laga awal Grup C melawan Bali United dan Persebaya. Hasilnya, mereka pun lolos ke perempat final sebagai juara grup setelah imbang 1-1 melawan Bali United, menang 3-1 lawan Persebaya, serta menang 1-0 melawan Bhayangkara FC, meski grup yang bermain di Bandung ini harus memakan korban 2 orang bobotoh---semoga mereka mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah Swt.

Sebagai pendukung Persib, tentu bolehlah saya berharap Maung Bandung menang di turnamen ini, dan bisa mempersiapkan skuad yang terbaik jelang bergulirnya Liga 1 meski sudah mepet jika melihat jadwal dimulainya liga.

Semoga pula opini dari Thomas Doll bisa menjadi pertimbangan bagi otoritas sepakbola di negeri ini dalam menyelenggarakan sebuah turnamen. Karena kita semua tentu sepakat, liga reguler adalah kompetisi sepakbola terpenting dalam sebuah negara.

Terakhir. Ngomong-ngomong Ronaldinho dan Persib. Saya sebenarnya berharap sang legenda itu bisa bermain melawan Persib Bandung. Karena selain akan membuat bangga keluarga Almarhum Ronaldikin---suporter Persib yang wajahnya mirip Ronaldinho---juga akan menjadi ajang pertemuan kembali Ronaldinho dengan Ciro Alves.    

Ronaldinho vs Ciro Alves (sumber: Facebook)
Ronaldinho vs Ciro Alves (sumber: Facebook)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun