Saat presiden memilih menteri, yang terkadang kontroversial atau dianggap oleh sebagian masarakat sebagai "bagi-bagi kursi" saja. Â Kemudian ternyata yang bersangkutan mempunyai kinerja yang tidak baik. Lalu bagaimana sang bersangkutan bisa lolos jadi menteri?? Tim penjaringnya kurang baik atau memang jaringnya terlalu besar lubangnya??
 Sebagai presiden yang memimpin kabinet maka harus bertanggung jawab proses pemilihan itu, bisa saji karena wakil dari partai A atau B, sahabatnya A atau sahabatnya B. Salah satu yang diharapkan masarakat, presiden mampu menjadi "direjen atau konduktor" yang baik. Bagaimana meninggi atau merendahkan suara, sehingga tercipta musik yang sesuai dengan "keinginan" presiden.
Resfhuffle rasanya seperti menepuk air di dulang, walau saat ini perlu juga dilakukan agar tidak jadi boom waktu pagi isi dan misi presiden. Yang terpenting memilih dan menjaring menteri dengan penuh hati-hati, bukan hanya tawar menawar politik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H