Mohon tunggu...
Eko Nur Syahputro
Eko Nur Syahputro Mohon Tunggu... Sales - Karyawan, Nulis kalo sudah pulang

Kerja dulu di kantor, nulisnya nanti kalo sudah pulang

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan di Tengah Pandemi

27 April 2020   11:33 Diperbarui: 27 April 2020   11:32 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : pixabay.com

Ramadhan 1441 H kali ini, menjadi permulaan bagi saya dan mungkin generasi seumuran saya untuk tetap stay home. Meninggalkan aktivitas berkumpul seperti ramadhan sebelum-sebelumnya. Acapkali setiap ramadhan, selalu muncul undangan buka bersama, mulai dari lingkaran pertemanan yang terkecil, hingga hanya sekedar teman nongkrong grup whatsapp pun wajib ada undangan Buber.

Tapi, kali ini semua harus bersabar menahan diri untuk berkumpul. Menahan nafsu hanya untuk sekedar kopdar. Ramadhan kali ini benar-benar menahan manusia bukan hanya dari nafsu, melainkan juga keluar rumah, nongkrong, bahkan aktivitas tarawih di masjid pun harus dibatasi. Bukan tanpa sebab, hal-hal semacam itu harus dilakukan karena jumlah penularan Covid-19 yang sudah kelewat batas. Sehingga mobilitas manusia harus dibatasi dari satu tempat ke tempat lainnya.

Pandemi ini juga memukul para pengusaha dan pekerja informal lainnya. Sektor usaha yang mengumpulkan banyak massa harus terpaksa menunda seluruh agendanya karena tingginya risiko. 

Saya melihat secara langsung bagaimana pandemi ini memaksa para pemilik gerai di Delta Plaza Surabaya untuk menutup gerainya. Kemarin tepatnya, saya memberanikan diri untuk masuk ke Plaza karena harus mengantarkan istri untuk membeli sepatu. Namun, gerai Matahari di Delta Plaza ternyata ditutup dalam beberapa waktu terakhir karena pandemi.

Saya mencoba mengingat kembali, tahun kemarin 2019, saya masuk ke plaza yang sama persis di awal ramadhan. Tempatnya begitu ramai, penuh sesak dan nyaris semua tempat makan dipenuhi para pelanggan. 

Berbeda 180 derajat dengan ramadhan tahun ini, semua sepi bahkan pemilik gerai pun harus menutupnya lebih awal daripada mereka rugi ongkos produksi yang ujung-ujungnya tak ada pembeli.

Masa Untuk Koreksi Diri

Ramadhan di tengah pandemi ini, mengharuskan kita untuk benar-benar instropkesi diri. Bukan hanya secara spiritual belaka namun juga secara sosial. Memang ada keterbatasan kita untuk berinteraksi secara langsung, namun bukan berarti itu menjadikan kita pribadi yang introvert dan meninggalkan seluruh aktivitas keduniaan. 

Ada banyak hal yang harus benar-benar kita tumbuhkan di masa seperti ini. Termasuk sifat saling membantu, dan terus belajar untuk mempelajari hal-hal baru sebagai sarana bekal menghadapi era baru.

Saat pandemi terjadi, kita melihat semua orang berinteraksi melalu teknologi. Meeting dengan klien melalui Zoom, rapat organisasi menggunakan Google meet, dan aplikasi lain yang mendukung teleconference dalam jumlah besar. 

Melihat fenomena tersebut, secara pribadi saya berpikir keras dan mencoba menganalisa secara cermat bagaimana dunia baru ini akan tiba. Pandemi ini pun mengharuskan kita untuk masuk ke era baru yang lebih cepat dari prediksi para ahli.

Dunia baru, akan memaksa kita untuk menjadi individu yang adaptif. Merujuk pada prediksi Rhenald kasali dalam bukunya yang berjudul " The Great Shifting" pendekatan What to learn akan menjadi sebuah hal yang usang dan tak berarti lagi. Lebih dari itu, model pendekatan How to learn akan menjadi pendekatan yang banyak dipakai di era baru kali ini.

Jika kita mau menelaah, apa yang di prediksi oleh beliau sudah banyak terjadi dalam tatanan masyarakat kita. Di lingkungan saya, seorang teman internet marketer sering dicurigai memiliki sebuah tuyul lantaran ia jarang keluar rumah, tapi uangnya melimpah. 

Saat ini, sejak pandemi berlangsung model kerja Work from Home (WFH) menggurita dimana-mana teman saya tersebut tak pernah lagi dicurigai memelihara tuyul. 

Sekarang, anak-anak disekolah pun tak sibuk memilih tempat bimbel yang tersohor, mereka cukup download aplikasi ruangguru, dan berlangganan secara premium. Bimbel di depan gadget mereka masing-masing, orang tua tak perlu keluar rumah untuk mengantar ke lokasi bimbel.

Maka, marilah ramadhan kali ini benar-benar kita jadikan masa untuk instropeksi baik secara spiritual dan sosial. Kita jadikan sebagai ramadhan sebagai bulan untuk banyak-banyak belajar hal baru sebagai investasi menghadapi dunia baru.

Tabik !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun