Ramadhan 1441 H kali ini, menjadi permulaan bagi saya dan mungkin generasi seumuran saya untuk tetap stay home. Meninggalkan aktivitas berkumpul seperti ramadhan sebelum-sebelumnya. Acapkali setiap ramadhan, selalu muncul undangan buka bersama, mulai dari lingkaran pertemanan yang terkecil, hingga hanya sekedar teman nongkrong grup whatsapp pun wajib ada undangan Buber.
Tapi, kali ini semua harus bersabar menahan diri untuk berkumpul. Menahan nafsu hanya untuk sekedar kopdar. Ramadhan kali ini benar-benar menahan manusia bukan hanya dari nafsu, melainkan juga keluar rumah, nongkrong, bahkan aktivitas tarawih di masjid pun harus dibatasi. Bukan tanpa sebab, hal-hal semacam itu harus dilakukan karena jumlah penularan Covid-19 yang sudah kelewat batas. Sehingga mobilitas manusia harus dibatasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pandemi ini juga memukul para pengusaha dan pekerja informal lainnya. Sektor usaha yang mengumpulkan banyak massa harus terpaksa menunda seluruh agendanya karena tingginya risiko.Â
Saya melihat secara langsung bagaimana pandemi ini memaksa para pemilik gerai di Delta Plaza Surabaya untuk menutup gerainya. Kemarin tepatnya, saya memberanikan diri untuk masuk ke Plaza karena harus mengantarkan istri untuk membeli sepatu. Namun, gerai Matahari di Delta Plaza ternyata ditutup dalam beberapa waktu terakhir karena pandemi.
Saya mencoba mengingat kembali, tahun kemarin 2019, saya masuk ke plaza yang sama persis di awal ramadhan. Tempatnya begitu ramai, penuh sesak dan nyaris semua tempat makan dipenuhi para pelanggan.Â
Berbeda 180 derajat dengan ramadhan tahun ini, semua sepi bahkan pemilik gerai pun harus menutupnya lebih awal daripada mereka rugi ongkos produksi yang ujung-ujungnya tak ada pembeli.
Masa Untuk Koreksi Diri
Ramadhan di tengah pandemi ini, mengharuskan kita untuk benar-benar instropkesi diri. Bukan hanya secara spiritual belaka namun juga secara sosial. Memang ada keterbatasan kita untuk berinteraksi secara langsung, namun bukan berarti itu menjadikan kita pribadi yang introvert dan meninggalkan seluruh aktivitas keduniaan.Â
Ada banyak hal yang harus benar-benar kita tumbuhkan di masa seperti ini. Termasuk sifat saling membantu, dan terus belajar untuk mempelajari hal-hal baru sebagai sarana bekal menghadapi era baru.
Saat pandemi terjadi, kita melihat semua orang berinteraksi melalu teknologi. Meeting dengan klien melalui Zoom, rapat organisasi menggunakan Google meet, dan aplikasi lain yang mendukung teleconference dalam jumlah besar.Â