Mengembangkan gaya pengasuhan yang lebih berwibawa membutuhkan waktu. Namun, dengan latihan dan upaya yang konsisten, Anda akan menemukan bahwa pendekatan Anda terhadap pengasuhan secara bertahap bergeser ke pendekatan yang lebih mendukung dan terlibat yang dapat mengarah pada hasil perkembangan yang lebih baik.
E. Penutup
Fenomena Mario seperti dalam pengantar artikel merupakan dampak seperti gunung es yang perlu menjadi perhatian kita bahwa banyak Mario-Mario lain di sekitar kita yang perlu disadari bagi orang tua, terutama keluarga muda, bagaimana mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Teringat pepatah lama bahwa orang tua boleh makan jagung atau bubur tetapi anaknya harus makan nasi sering dipahami dengan salah kaprah.
Pelimpahan kasih sayang kepada anak dengan memberikan pemenuhan kebutuhan secara materi tidaklah cukup karena perlunya menyisihkan waktu bagi para orang tua, terutama kaum urban di kota-kota besar yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja mencari uang, untuk memberikan perhatian penuh dan berkomunikasi serta mendidik secara baik.
Demikian halnya dengan pepatah bahwa buah tak jauh dari pohonnya akan menjadi refleksi bagi kita namun sikap dan kepribadian bukanlah sebagai warisan kepada anak-anaknya, selain harta nantinya. Dengan menyadari kesalahan dalam pola pengasuhan anak sebenarnya dapat kita perbaiki secara dini, namun perlu komitmen diri dalam berperilaku dihadapannya sebagai orang tua karena seorang anak akan menauladani perilaku dan sikap kita.
Berdasarkan simpulan seperti yang diuraikan dalam artikel bahwa pentingnya memahami bahwa pengelolaan keluarga dalam kepemimpinan berbeda dengan pengelolaan organisasi yakni penerapan pengelolaan secara demokratis dalam organisasi akan berdampak positif bagi kinerja yang diperoleh Sedangkan dalam mengelola keluarga justru pola pengasuhan secara otoritatif akan berdampak positif bagi perkembangan jiwa anak. Namun demikian, para orang tua juga perlu mempertimbangkan dimensi lain seperti budaya, lingkungan dimana kita tinggal, dan terpenting aspek agama dalam mendidik anak untuk menanamkan jiwa religius terhadap jiwanya.
Dan sebagai penutup artikel bahwa kita perlu menyadari bahwa kebahagian keluarga tidaklah berdasarkan limpahan materi secara fisik, dan keterbatasan waktu bukanlah sebagai penghalang untuk memberi perhatian kepada seorang anak sepanjang kita bisa sedikit menyisihkan waktu untuk berkumpul bersama dan mau mendengarkan keluh-kesah sebagai sikap terbuka dan mendorong mereka untuk berusaha mandiri menyelesaikan permasalahan kehidupan mereka yang dihadapi dengan memberikan solusi atau nasehat tanpa menggurui.
Referensi:
Bright Horizon (2021), What Is My Parenting Style? Four Types of Parenting, www.brighthorizons.com, September 16, 2021.
 https://www.brighthorizons.com/resources/Article/parenting-style-four-types-of-parenting
Ceri Kendra (2022), Why Parenting Styles Matter When Raising Children, www.verywellmind.com, December 01, 2022. https://www.verywellmind.com/parenting-styles-2795072