Selanjutnya, ada tiga hal pula yang harus dilakukan santri dalam mempersiapkan diri agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia berdasarkan realitas yang ada yakni:
- Pertama, santri harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan daya nalar kritis dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengutip sebuah hadits yang mengatakan bahwa: "Sesungguhnya kalian berada di zaman fuqaha (ahli ilmu), ahli baca al-Quran, dan ahli pidato. Maka amal pada zaman ini lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang kepada manusia zaman di mana sedikit fuqaha, banyak qurra, dan khutoba. Maka, ilmu pada zaman ini lebih baik dari pada amal.
- Kedua, santri harus mempersiapkan diri agar memiliki entrepreneur skill yang mumpuni dan tampil dalam melihat peluang bisnis yang sangat besar. Menjamurnya start up bisnis dari kalangan pemuda harusnya direspons juga dengan sigap oleh kalangan santri. Santri zaman now tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan, tetapi juga harus sukses juga dalam bidang entrepreneur.
- Ketiga, di era milenial ini santri harus bisa berdiri di atas keteguhan dan keistikomahan dalam memegang prinsip dan karakteristik santri. Maraknya kenakalan remaja, kasus kriminal, dan merosotnya moral para pelajar di Indonesia yang diakibatkan kurangnya pendidikan berbasis karakter seharusnya tidak dialami oleh santri.
Beberapa kegiatan dan program pengembangan ilmu pengetahuan santri sudah banyak yang mengarah pada upaya kreatif dalam teknologi. Saat ini, sudah banyak santri yang bermunculan dan viral di media sosial dengan konten khas ala santri. Karena dibekali sarana dan ilmu pengetahuan teknologi, saat ini sudah banyak santri yang menjadi content creator dengan menyajikan video berbeda dari lainnya. Selain mahir dahalm dunia content creator santri juga sudah banyak yang fasih menjadi penulis yang menghujani media masa maupun media online saat ini.
E. Penutup
Demikian paparan mengenai peran Kyai Muda dan Santri Milenial untuk dapat menjawab tantangan dan perubahan sosial di era teknologi dan banjirnya informasi saat ini untuk mencoba mengimbangi isu berita negative (hoax) dan provokasi yang beredar dimasyarakat, dengan memberikan kontribusi positif dengan metode pemabaharuan sesuai fase kehidupan.
Kyai dan Santri Muda harus mampu mengemban Amanah sebagai generasi milenial dengan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dalam upaya membangun suatu bangsa, karena generasi muda memiliki gagasan dan fikiran positif untuk berkreasi yang akan menciptakan karya-karya monumental. Selain itu, baik buruknya suatu bangsa masa mendatang tergantung dari generasi mudanya yang memiliki kepribadian yang kokoh, semangat nasionalisme dan karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya
Referensi:
- Khairunnas, Santri Milenial Dalam Modernisasi, www.pesantrenkhairunnas.sch.id
https://www.pesantrenkhairunnas.sch.id/ santri-milenial-dalam-modernisasi/ - Munawir Aziz, Santri Milenial, Berkompetisi di Era Digital, www. kumparan.com
https://kumparan.com/munawir-aziz/santri-milenial-santri-di-generasi-digital/full - Siti Badih, Luthfi Salim dan Muhammad Candra Syahputra, Pesantren dan Perubahan Sosial pada Era Digital, Jurnal Studi Keislaman P-ISSN 2088-9046, E-ISSN 2502-3969, Volume 21. No. 2, Desember 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H