Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pendengung (Buzzer)

19 September 2022   06:04 Diperbarui: 19 September 2022   06:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pendengung

Buzzer,
Pendengung.
Laksana nyamuk,
Bukan lantaran gigitan.
Tapi pengganggu suara,
Waktu tidur kita.

Laksana tawon,
Karena suara dari
Sekumpulan.
Lebih berbahaya,
Tertangkap dalam pikiran,
Dan pasti akan kita hindari.

Dengungan,
Nyamuk dan tawon,
Cuma suara.
Tapi dengungan
Dari ratusan kata,
Akan kacau pikiran kita.

Buzzer, Awal mula
Digunakan perusahaan,
Bagian dari metode iklan.
Sampaikan yang diinginkan,
Kata/gambar berulang-ulang.

Kata atau gambar
Berulang-ulang,
Selalu terlintas
Di depan mata.
Tanpa sadar,
Tertanam
dalam pikiran.

Tertanam
dalam pikiran,
terus menerus.
Akan menjadi pilihan,
Sebagai keyakinan.
Dari pilihan menjadi harus.

Akan menjadi pilihan,
Sebagai keyakinan,
Dalam suatu pilihan.
Kadang logika pun,
Tak lagi jadi sandaran.

Tujuan gunakan buzzer,
Untuk dengungkan sesuatu,
Terus berulang selalu.
Kepada sesiapa yang dituju,
Agar akui dan ikuti selalu,
Yang diyakini untuk setuju.

Di era kita terkini,
Informasi adalah alat uji.
Lempar berbagai opini,
Agar yang dituju meyakini.
Tak perlu lagi basa-basi,
Untuk lempar hasil diskusi.

Tak perlu lagi basa-basi,
Untuk lempar hasil diskusi.
Seolah mencari
kebenaran sejati,
Tak sadar pikiran sudah diisi,
Dari dengungan suatu opini.

Orang gunakan buzzer saat ini,
Untuk dengungkan opini.
Secara terus berulang selalu.
Kepada sesiapa yang dituju,
Agar akui dan ikuti selalu,
Kita yakini untuk setuju.

Bekasi, 180922

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun