Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tedak Sinten: Prosesi Adat Jawa Turun Tanah untuk Bayi yang Kali Pertama Berjalan

4 September 2022   18:00 Diperbarui: 4 September 2022   18:05 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

B. Apa Sih Tedak Siten Itu?

Tedak sinten, diambil dari kata 'Tedak' yang berarti turun dan 'siten' berasal dari kata 'siti' yang berarti tanah. Upacara tedak siten ini dilakukan sebagai rangkaian acara yang bertujuan agar anak tumbuh menjadi anak yang mandiri. 

Tradisi jawa dilakukan secara turun temurun ini dilakukan saat anak berusia hitungan ke-tujuh bulan dari hari kelahirannya dalam hitungan pasaran Jawa. Perlu diketahui dalam kalender Jawa bahwa hitungan satu bulan dalam pasaran jawa berjumlah 36 hari. 

Dengan demikian, bulan ke-tujuh kalender Jawa bagi kelahiran si bayi setara dengan 8 bulan kalender masehi. Dalam adat budaya jawa, acara tedak sinten dilaksanakan sebagai penghormatan kepada bumi tempat anak mulai belajar menginjakkan kakinya ke tanah. Dalam istilah jawa disebut tedak siten.

C. Acara Selamatan Dengan Menu Tradisional Jawa Khas Tedak siten

Prosesi adat tedak siten dimulai di pagi hari dengan menyiapkan serangkaian makanan tradisional untuk acara selamatan. Menu makanan tradisional yang disediakan berupa kue atau dikenal "jadah atau tetel" sebanyak tujuh warna. 

Makanan tersebut  terbuat dari beras ketan dicampur parutan kelapa muda dan ditumbuk hingga bercampur menjadi satu dan diiris-iris. Beras ketan tersebut sebelumnya diberi pewarna (berasal dari tumbuh-tumbuhan herbal) yakni merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga dan ungu.

Kue atau Jadah tersebut merupakan simbol kehidupan bagi si Bayi, sedangkan warna-warni yang diaplikasikan dalam bentuk kue menggambarkan jalan kehidupan yang akan dilalui si bayi nantinya pada saat jelang dewasa. 

Kue tersebut disusun secara berurutan, dimulai dari warna hitam hingga ke kue berwarna putih. Ini merupakan simbol kehidupan bahwa dalam kehidupan nantinya akan menemui masalah hidup yang berat, namun akhirnya ada jalan keluar atau titik terang untuk mengatasi.

Selain kue tujuh warna, makanan tradisional lainnya yang disediakan dalam acara Tedak Siten adalah tumpeng dan ayam utuh beserta perlengkapannya. 

Tumpeng adalah nasi kuning yang dibentuk seperti kerucut sebagai simbol permohanan orang tua agar si bayi kelak menjadi anak yang berguna dan tercapai dalam kehidupan sesuai apa yang dicita-citakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun