Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi Effect dalam Berpakaian yang Menjadi Trend Setter bagi Pemimpin Dunia

15 Juli 2022   00:13 Diperbarui: 15 Juli 2022   00:28 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Pendahuluan

Baru-baru ini, dunia dihebohkan dengan cuitan twitter para netizen yang mengomentari para pemimpin dunia yang sedang melakukan pertemuan Konferensi tingkat Tinggi (KTT) G-7 di Jerman. Yang menarik perhatian netizen di Indonesia adalah foto para pemimpin negara G-7 mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung sebagian. 

Komentar salah satu netizen di media sosial (twitter) bahwa gaya berpakaian tersebut adanya pengaruh "Jokowi Effect" yakni seorang pemimpin besar dapat dinilai dari pengaruh yang diberikan kepada orang lain walau pada hal-hal kecil.  

Para pemimpin negara G-7 tersebut sengaja melepas jas mereka dan hanya mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung, itu merupakan ciri khas Presiden Jokowi atau dikenal dengan Jokowi Style (Ainur Roofiqi, 2022). Lantas apa yang dimaksud dengan Jokowi Effect, seperti yang disebut netizen?. 

Dalam hal ini, penulis akan coba mengupas dalam kelimuan kepemimpinan (leadership) mengenai pengaruh berpakaian Jokowi yang menjadi trend setter dunia melalui kajian studi literatur berdasarkan literatur terbatas dari beberapa artikel yang pernah ada sebelumnya.

  • Jokowi Effect Sebagai Simbol Gerakan Politik di Indonesia 

Jokowi Effect tercantum dalam Wikipedia dengan penjelasan yakni istilah yang diciptakan media untuk mendeskripsikan pengaruh kepopuleran Jokowi terhadap perpolitikan dan perekonomian di Indonesia dan  pencalonannya sebagai presiden yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilihan umum tahun 2014. 

Jokowi effect diharapkan memiliki pengaruh signifikan terhadap perolehan suara partai tersebut (Dany Sutrisno, 2014). Sementara itu, pengaruh Jokowi effect di bidang ekonomi atas pencalonan sebagai presiden diharapkan pula dapat meningkatkan gairah pasar modal (Arinto Tri Wibowo, 2014).

Keberhasilan Jokowi memenangkan pemilu tahun 2014 sebagai presiden dapat dianggap sebagai momentum perubahan perpolitikan di Indonesia. 

Dari jejak karir beliau, pada mulanya sebagai pengusaha furniture dari daerah Solo, kemudian mengadu nasib untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di Solo dan berhasil menjadi kepala daerah yakni sebagai Walikota Solo. 

Lantas tak berapa lama menjabat, Jokowi pun maju dalam pertarungan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di daerah sentra politik yakni mencalonkan diri menjadi gubernur Provinsi DKI Jakarta, dan kembali mendulang sukses.

Lesatan karirnya begitu cepat, mungkin sang Dewi Fortuna begitu suka padanya, Jokowi pun diusung oleh partai besar yakni PDIP untuk maju dalam pertarungan politik di level tertinggi yakni mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, dan nyatanya pengaruh Jokowi effect berhasil mendulang peraihan suara cukup signifikan sehingga kini beliau menjadi presiden Republik Indonesia, bahkan telah menginjak periode kedua. Latar belakang sebagai warga sipil ini lah yang menjadi perhatian masyarakat dan dianggap sebagai Gerakan politik rakyat (civilization).

Gaya kepemimpinan Jokowi sebagai pelayan publik (servant leadership) dianggap sebagai modal beliau untuk masuk dalam pusat perpolitikan di Indonesia, karena figur seperti Jokowi menjadi dambaan dan harapan bagi masyarakat pada saat itu. 

Daya penciuman partai besar tersebut cukup tajam dan mengusulkan Jokowi menjadi calon presiden adalah langkah yang tepat. Padahal beliau tidak memiliki pengalaman politik atau sebagai kader partai, tidak memiliki kekayaan yang cukup untuk membiayai kampanye, dan tidak terkait dengan keluarga yang berpengaruh baik dalam pemerintahan maupun kemiliteran (Arinto Tri Wibowo, 2014).

Jokowi Effect menurut teori kepemimpinan bisa dianggap termasuk resonance leadership. Apa itu resonance leadership?. Saya pernah mengulas tentang kepemimpinan resonansi pada media surat kabar dengan artikel berjudul "Menerapkan Gaya Kepemimpinan Beresonansi Dalam Organisasi". 

Resonance leadership merupakan suatu gerakan refleks atau tanpa sadar pada saat berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki respek atau berkharisma dikenal dengan Gerakan Resonansi.

Sebagai contoh, jika kita sedang berkomunikasi dengan orang yang memiliki wibawa atau kharisma, maka tanpa sadar kita akan mengikuti sikap orang tersebut, entah ketika dia sedang menyilangkan tangan di dada atau sedang mengatur rambutnya saat berbicara, maka kita pun akan mengikuti untuk bersikap seperti itu. Pemimpin yang mempengaruhi sikap orang lain tersebut atau bawahannya disebut dengan Resonant Leader.

Dr. Anne Mc Kee, seorang Akademisi dari Institute of Management's dalam bukunya berjudul "Resonant Leader" menjelaskan bahwa people understand the "what" of leadership: the strategy, implementation, and control. What only a few understand is the "how" of the leadership. This involve moving people through guiding emotions and passion.

Resonance leader are a dept at painting compelling pictures that inspire their subordinates.". Dalam hal ini, seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain sesuai dengan keinginannya, dilakukan dengan mengoptimalkan emotional intelligence (EQ) untuk menciptakan pengaruh resonansi melalui mind (pikiran), body (gesture) dan spirit (semangat) (Subroto, 2021).

Gaya kepemimpinan presiden Jokowi secara kharismatik telah berhasil dalam menjalankan pemerintahan hinggga dua periode dengan kesederhanaan sikapnya, praktis dan efisien dalam mengambil keputusan, cukup fleksibel dalam menjalankan protokol atau prosedur kepemerintahan. 

Dengan demikian, kesederhanaan sikap beliau juga tercermin dalam bertindak yakni lebih mementingkan hasil kinerja secara taktis dan pragmatis dibandingkan prosedur birokrasi yang berbelit-belit. 

Kepraktisan beliau juga ternampak dari gaya berpakaian, presiden Jokowi lebih suka mengenakan pakaian kemeja putih lengan panjang dan digulung, celana berwarna gelap, ditambah dengan selalu bersepatu informal (sepatu sport atau dikenal sneaker).

Ternyata gaya berpakaian Jokowi selama menjabat menjadi kepala negara yang tidak pernah berubah dianggap sebagai Jokowi Effect dalam pemerintahan. Hampir semua pejabat pemerintah di negeri mengikuti gaya atau cara berpakaian seperti beliau walau pada saat mengikuti acara formal. 

Demikian halnya, gaya berpakaian Jokowi menjadi trend setter dunia yakni pada saat pemimpin negara kelompok G-7 melakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Jerman baru-baru ini, juga mengenakan kemeja lengan Panjang berwarna putih dan digulung. 

Hal ini sebagai bukti empirik merupakan pengaruh resonance leadership atau Jokowi Effect yang terungkap, walau sebatas pada gaya berpakaian, dan seolah menjadi trend mode berpakaian bagi para pemimpin negara. Dan mungkin saja, dengan gaya berpakaian tersebut akan mempengaruhi pola kerja pertemuan tersebut menjadi lebih cair dan terasa informal, serta menghasilkan kesepakatan yang praktis dan efisien.

  • Penutup

Seorang warga sipil dengan kesahajaan ternyata bisa memporakporandakan perpolitikan di Indonesia, kehausan masyarakat akan figur pemimpin yang bersih, jujur dan bersahaja nampaknya tergambar dalam diri Jokowi. 

Lesatan karir menjadi pemimpin negeri, bak sebuah dongeng, diawali sebagai pengusaha mebel lokal dan menjadi kepala daerah sebagai walikota di Solo), hingga mampu bertarung dalam persaingan sengit menjadi gubernur Jakarta juga tak terduga bagi sebagian pengamat politik. Bahkan, akhirnya beliau pun mampu menaklukkan pusat perpolitikan negeri yakni sebagai presiden Republik Indonesia.

Gesture tubuh dan badan ramping seorang Jokowi sebagai ciri khas seorang pemimpin yang sederhana, justru menjadi daya tarik masyarakat dan dianggap sebagai figur pemimpin sejati. 

Demikian halnya dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang terlihat cepat, praktis dan tidak berbelit-belit dalam mengambil keputusan walau masalahnya sangat kompleks sekali pun menjadi ciri khasnya. Oleh karena itu, sepak terjang karir politik dan gaya kepemimpinan beliau menjadi inspirasi bagi masyarakat negara lain.

Kesederhanaan dan kepraktisan dalam bertindak menjadikan sebagai pemimpin yang berkharisma (charismatic leadership) yang dimiliki presiden Jokowi. 

Kepekaan Jokowi terhadap masalah sosial dan tindakan keputusan yang condong pada kepentingan masyarakat dianggap sebagai ciri kepemimpinan pelayan (servant leadership). 

Beliau juga mampu menempatkan diri dalam pertikaian politik dan kepentingan atau menyesuaikan diri dengan siapa dia berhadapan, dapat dianggap memiliki ciri kepemimpinan adaptif (adaptive leadership). Dan sikapnya yang sabar namun tegas dalam bersikap dan kematangan pribadi dalam meng-optimalkan kecerdasan emosionalnya (emotional leadership) sehingga dapat mempengaruhi atau memotivasi seseorang untuk bertindak sesuai arahan atau instruksi merupakan ciri pemimpin yang memiliki resonansi (resonance leadership).

Kepemimpinan beresonansi yang dimiliki Jokowi, tidak hanya menjadi inspirasi bagi masyarakat dan pemimpin lainnya di Indonesia, melainkan masyarakat dan negara-negara sekitarnya yang dikenal dengan Jokowi Effect. 

Tidak itu saja, gaya berpakaian Jokowi pun mampu mempengaruhi pemimpin negara-negara Eropa, padahal beliau bukanlah seorang model atau artis ternama merupakan catatan yang luar biasa.

Referensi:

Ainur Roofiqi (2022). Presiden Jokowi Disebut Pengaruhi Gaya Pakaian Pemimpin Negara G7, Netizen: Lengan Kemeja Digulung Persis Style Jokowi, makassar.terkini.id., 29/6/22, https://makassar.terkini.id/jokowi-disebut-pengaruhi-gaya-pakaian-pemimpin-negara-g7/.

Dany Sutrisno, Elvan (14 Maret 2014). "Charta Politika: Deklarasi Jokowi Sebelum Pileg, PDIP Bisa Tembus 30%". Detik. Diakses tanggal 15 Maret 2014.

Subroto (2021), Menerapkan Gaya Kepemimpinan Beresonansi dalam Organisasi, kompasiana.com, 9/3/21, https://www.kompasiana.com/cakbrocakbro8056/ 60476d6d8ede486e1b60b5c2/menerapkan-gaya-kepemimpinan-beresonansi-resonance-leadership-dalam-organisasi. diunduh 4/7/22.

^ Tri Wibowo, Arinto (14 Maret 2014). "Jokowi Capres, Indeks Saham Melesat". VivaNews. Diakses tanggal 11 April 2014.

Wikipedia.org (2014), Jokowi Effect,  https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_Jokowi, diunduh tgl 4/7/22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun