Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merana di Senja Kelam

17 November 2021   13:24 Diperbarui: 17 November 2021   13:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam angin semilir,

Bukan tuk jadi penyair.

Didesahan ombak mendayu,

Bukan tuk jadi perayu.

Nun jauh disana,

Terlihat seberkas cahaya

Teringat seorang yg gundah gulana.

Sejuta maaf telah kuucapkan,

Sejuta kata telah kurangkaikan,

Namun tak jua hapus kerinduan.

Aku disini, di kerinduan malam.

Nikmati panorama kelam,

Walau indah dimata,

Tak mau pejamkan dusta.

Ku peluk kakiku,

Terasa badan kaku.

Mendesah dalam kalbu,

Terperih menahan rindu.

#KisahLampauYangTerlupakan#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun