Ini hari ulang tahunku,
Sambil berpikir,
Ingin beli sesuatu
Buat keluarga.
Lantaran tak ada waktu
Luang tuk sekedar
Rayakan di Resto atau caf
Yang sederhana.
Saat pulang malam,
Karena kesibukan kantor,
Tuk kesekian kalinya.
Lewati jalan pinggiran kota,
Kendaraan pun bermilir pelan,
Sekedar melihat toko kue
Yang mungkin masih buka.
Di emperan toko yang sdh tutup,
Terjejer sekumpulan orang
Dan beberapa keluarga,
Bersiap untuk tidur dan tetirah,
Hanya beralaskan kardus seadanya.
"Abah, kami mau makan..."
Terdengar desah si kecil,
Memohon pada si ayah,
Yang sedang siapkan kardus
Buat mereka tidur.
"Sudahlah tidur dulu,
Besok abah akan jual barang
Rombeng ini ke Juragan ya nak.."
Tak lama lewati perempatan,
Cukup ramai walau jelang malam.
Ada gerobak nasi goreng,
Warung padang, dsb.
Teringat desah anak kecil,
Ku batalkan rencana beli kue.
Uang beli kue ultah sendiri,
Mungkin cukup beli banyak bungkus nasi.
Ku tunggu setelah pesan,
Dengan sigap tukang nasi membungkus.
Kembali ku putar kendaraan,
Ke arah emperan toko tadi.
Langsung berkerumun tanpa
Dikomandoi,
Sambil basa-basi, habis terbagi
Terlihat wajah cerah mereka,
Sambi berucap terima kasih,
Diselingi ragam doa tulus,
untukku dan keluarga.
Ku sungguh bersyukur,
Lihat wajah ceria mereka,
Menjadi pelelap tidur nantinya.
Sampai dirumah,
Keluarga berharap.
Ku ceritakan pada mereka
Hanya desah ku dengar
"Terima kasih Papa,..
Justru itu Ultahmu yang mewah".
Dua kali ku bersyukur,
Atas permakluman keluargaku,
Yang mau memahami,
Bahwa kita sudah sangat kaya,
Dibandingkan mereka.
#Bekasi, September Di tengah malam#
# Mencoba Bersyukur Agar Tidak Tersungkur#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H