Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Autisme: Mohon Bantu Kami untuk Pahami Kalian Semua

29 Juli 2021   05:50 Diperbarui: 29 Juli 2021   05:57 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika aku tidak dapat duduk diam dimeja makan
janganlah menganggap aku nakal atau menganggap orangtua-ku tak dapat mengatur-ku. Untuk dapat diam selama lima menit saja merupakan suatu yang yang mustahil bagiku. Aku merasa terganggu oleh adanya bau, suara dan orang orang disekitarku sehingga membuatku
harus terus bergerak. Mohon jangan menunggu aku untuk dapat makan bersama - teruskanlah makan dan orangtuaku akan membantuku.

Makan adalah suatu hal yang berat bagiku. Jika
engkau mengerti bahwa autisme adalah gangguan
proses motorik dan sensorik maka akan mudah
dimengerti mengapa makan itu sangat sulit
bagiku.

Bayangkan ketika aktifitas makan berlangsung, sensorik yang harus aktif adalah penglihatan, perasa, penciuman dan sentuhan dan semua mekanik yang rumit pada saat mengunyah dan
menelan - kesulitan ini dialami oleh semua penyandang autisme.

Aku bukanlah suka memilih makanan tapi aku tidak dapat makan makanan tertentu yang dapat mempengaruhi sistim sensorik ku yang terganggu.

Janganlah kecewa jika ibu-ku tidak memberiku pakaian yang indah - ini karena ibu tahu jika aku memakai baju baru maka aku dapat menjadi sangat kisruh. Pakaianku harus terasa nyaman dipakai, jika tidak maka aku dapat mencampakannya.

Temple Grandin adalah wanita pintar penyandang autisme yang menceritakan bagaimana beliau harus memakai baju baru ketika masih anak anak - kulitnya rasanya seperti di-amplas. Akupun merasa hal yang sama jika di-minta memakai baju baru.

Jika aku pergi kesuatu tempat, aku akan terlihat
seperti seorang otoriter yang suka mendikte orang.
Hal ini terjadi karena dengan melakukan itu, aku
mencoba untuk dapat beradaptasi dengan dunia
disekitarku, yang bagiku sendiri amat sulit
dimengerti.

Semua keadaan harus terlebih dahulu aku pahami jika tidak maka maka aku menjadi frustasi dan bingung. Ini tidaklah berarti engkau harus merubah caramu melakukan sesuatu -
hanya saja engkau perlu bersabar dengan sikapku dan mengerti bagaimana sulitnya aku harus beradaptasi. Mama dan papa juga tidak dapat untuk mengontrol perasaanku ini.

Penyandang autisme sering harus melakukan sesuatu untuk membantu mereka agar dapat merasa lebih nyaman. Para orang
tua menyebutnya 'self regulation'. Aku mungkin bergerak berulang ulang kesana kemari, bergumam, menaruh jari jariku kemuka, mengibas ibaskan tangan, atau mengerakan benda yang berbeda beda. Aku bukanlah mencoba untuk mengganggu
atau bersikap aneh tapi aku melakukannya agar otak ku dapat beradaptasi dengan dunia-mu.

Kadangkala aku tidak dapat berhenti berbicara,
bernyanyi ataupun berpartisipasi dalam satu
aktifitas. Aku melakukan ini karena aku merasa
telah menemukan sesuatu yang membuatku sibuk
dan merasa nyaman. Aku tidak ingin keluar dari
keadaan ini untuk bergabung kembali dengan
duniamu yang sangat sulit kumengerti.
Kebiasaan ini membuatku merasa lebih baik.
Ijinkanlah aku untuk melakukan kebiasaan ini
dan mohon hormati orang tuaku jika mereka
mengijinkan aku melakukannya.

Orang tuaku akan terlihat lebih banyak mengawasiku dari pada orang tua lain - hal ini semata mata demi untuk kebaikanku dan memudahkanku menyesuaikan diri dengan orang lain.
Akan menyakitkan bagi orangtuaku jika mereka dikatakan terlalu melindungi anaknya ataupun tidak mengawasi anak dengan baik. Mereka adalah manusia biasa yang diberikan tugas mulia. Orang tuaku adalah orang yang baik dan mereka
memerlukan dukungan mu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun