Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Misteri Daerah (Terpaksa) Tidak Menerapkan Protokol Kesehatan Namun Tidak Tertular Wabah Virus

29 Mei 2021   23:48 Diperbarui: 29 Mei 2021   23:55 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penularan atau virus yang menempel di tubuh mungkin tak terasa ketika berkondisi tubuh sehat (imun tubuh kuat), namun cukup berbahaya jika terkena pada orang lain dalam kondisi tidak sehat (imun tubuh melemah) terutama kepada orang tua (imun tubuhnya lemah) atau yang memiliki penyakit bawaan seperti asma, hipertensi atau jantung, dsb.

Program pemerintah melalui Satgas Covid-19 justru harus kita patuhi yakni dengan pola 3M atau 5M yakni menggunakan Masker  dimana pun berada, selalu menghimbau kita, Menjaga jarak saat berhubungan (berkomunikasi dan interaksi) dengan orang lain dan tidak berkerumun, Mencuci tangan saat kita bersentuhan dengan sabun atau cairan kesehatan, Membersihkan badan usai kita berpergian dari luar rumah, Mencuci pakaian atau dipisahkan untuk segera dicuci usai kita berpergian, dsb. Hal tersebut dilakukan agar virus tidak menempel ditubuh kita dan terhindar bagi keluarga dirumah.

Beruntung pemerintah sudah berusaha untuk melakukan program vaksinasi kepada masyarakat, karena keterbatasan dana terpaksa dilakukan kepada kita secara prioritas atau bertahap. Vaksinansi merupakan metode ilmu kesehatan untuk menstimulasi (menimbulkan) imun tubuh dengan memasukan virus (yang telah dimatikan), sehingga jika benar virus Covid-19 menyerang kita maka imun tubuh segera mengenal dan mematikan ( atau menghambat) virus tersebut, minimal tidak menularkan kepada orang lain.

Uraian artikel tersebut mungkin juga menjadi jawaban atas kepenasaran terhadap fenomena suatu daerah kampung tertentu yang seolah kontradiktif dalam menghadapi wabah virus. Mungkin saja bisa dianggap kebetulan atau ketidaktahuan atas kebijakan pemerintah namun mereka masih terselamatkan atas wabah hingga saat ini, karena daerah tersebut belum dilakukan kajian apakah benar warga tersebut memiliki sel T yang diperlukan ditubuhnya sehingga mereka memiliki daya tahan atau imun tubuh cukup kuat sehingga bisa melawan virus dengan cepat dan responsive pada saat tertular.

Referensi:

1. Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, "Ilmuwan Buktikan Kemampuan Sel T Menyerang Infeksi Virus Corona", Kompas.com, 28/1/2021, Jakarta

2.  Farmasetika, Sel T Dari Pasien Covid-19 Yang Sembuh Berikan Kekebalan Pasien Terinfeksi Virus SARS-Cov2, Farmasetika.com, 3/11/2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun