Orang tersebut hanya ingin memuaskan keinginannya untuk sekadar mengetahui dan mencoba tren tersebut. Pada dasarnya manusia estetis tidak tahu apa yang seharusnya mereka ingin lakukan, mereka hanya hidup bergantung pada mood serta trend dalam kehidupan lingkungan dan dunianya. Menurut Kierkegaard manusia estetis akan tidak memiliki tujuan pada akhir hidupnya, karena mereka tidak lagi dapat menentukan apa yang menjadi pilihannya. Pada akhirnya mereka akan diberi sebuah pilihan lain dengan bunuh diri dan keluar dari zona kenyamanannya untuk masuk kedalam hidup yang lebih tinggi yakni ke tahap estis.
Tahap Estis
Tahap ini merupakan tahap dimana seseorang berhasil untuk menentukan pilihan selanjutnya setelah tahap estetis. Dalam tahap ini seseorang mulai menerima kebajikan moral serta memperkuat diri dalam kehidupan yang sebenarnya. Prinsip kesenangan (Hedonisme) yang terikat dalam diri sebelumnya akan dibuang sejauh mungkin dan manusia akan mulai menerima kebebasan, tanggung jawab, kewajiban, dan bertindak dengan mementingkan orang lain tidak mementingkan dirinya sendiri.
Manusia akan semakin kuat dan yakin dalam memutuskan tindakan yang akan mereka lakukan, mereka sudah mampu untuk terhindar dan menolak segala tren yang berkembang diantara masyarakat, tak hanya itu saja mereka juga dapat menilai serta memutuskan mana saja perilaku yang mendukung atau bertentangan dengan nilai moral dimasyarakat. Dalam tahap ini masyarakat sudah dapat menyaring apa yang layak dan tidak layak dalam hidup mereka dalam menggunakan Internet. Mereka tidak akan mudah untuk terpancing melakukan hal yang negatif dalam menggunakan internet serta terkadang mereka cuek dengan tren yang sedang heboh ditengah masyarakat. Namun semakin berjalannya waktu, manusia akan mengalami rasa kebosanan serta kebingungan yang akan membuat manusia menjadi cepat putus asa serta kecemasan yang hadir dalam hidup mereka. Mereka pun mulai mendekatkan diri dengan apa yang menjadi awal dari hidup mereka untuk mencari petunjuk, maka dari itu manusia akan mulai masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap Religius.
Tahap Religius
Dalam tahap religius ini hanya manusia tertentu yang berani hingga dapat ada dalam tahap ini, karena mereka harus berani menerima subjektivitas trasnendernya yang berarti hidup sepenuhnya hanya untuk Tuhan dan berusaha untuk mengikuti pedoman hidup yang berupa adiduniawi tanpa memikirkan hal hal yang bersifat duniawi. Tetapi dalam hal ini dapat juga dikatakan bila melakukan suatu kegiatan apa pun termasuk dalam menggunakan internet, janganlah kita menyepelekan atau menyingkirkan apa yang menjadi kewajiban kita terutama beribadah. Karena tanpa adanya Tuhan kita tidak akan dapat hidup serta menikmati apa yang ada di dunia ini seperti sekarang termasuk internet.
Mungkin dengan adanya internet manusia akan lebih mudah untuk menjalani hidup di dunia ini, akan tetapi hidup di dunia hanyalah sementara, akan ada waktu dimana kita dipaksa untuk melanjutkan kehidupan kita yang lebih kekal, maka dari itu gunakan internet sebaik mungkin hindari tahap estetis yang berlebih dalam menggunakan internet tetapi juga mulailah untuk mencoba masuk ke dalam tahap estis, yang dimana hidup akan menjadi semakin tertata dan dapat menciptakan hidup yang lebih damai dibandingkan hidup dakam tahap sebelumnya yang dihantui dengan perasaan gengsi serta egois dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa internet bukan hanyalah segalanya tetapi internet juga dapat mengendalikan hidup kita di dunia ini secara tidak langsung. Maka mulailah untuk sadar dan terbuka gunakan internet seperlunya dan janganlah terjebak dalam keinginan duniawi mulailah untuk keluar dan juga seimbangi kehidupan kita dengan berfikir akan dunia selanjutnya. Seperti apa yang sesuai dengan tahap eksistensi manusia menurut Kierkegaard, manusia akan hidup dengan mengikuti alur sesuai tahap estetis, etis, dan kemudian diberi pilihan untuk melanjutkan ke tahap religius atau tidak. Namun diharapkan manusia dapat melanjutkan hidupnya ketahap yang berbeda tidak terjebak atau terkurung pada satu tahap saja. Karena hal itu bisa saja mengganggu kehidupan kita dikemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H