Mohon tunggu...
Cahyo Rizki
Cahyo Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lakukanlah tanpa tapi dan tanpa nanti

Keluar dari zona nyaman

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Ada Hidup Tanpa Masalah

29 Mei 2021   21:33 Diperbarui: 22 November 2021   21:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu itu sudah satu Minggu saya berada di pondok, orang tua saya datang menjenguk saya. Saya pun langsung menghampiri mereka "ma,,, aku mau pindah sekolah, aku gak betah di sini". Pintaku sambil menangis di hadapan kedua orang tua saya. " kamu boleh pindah dari pondok. Tapi nanti setelah kelas 11". Jawab kedua orang tua saya sambil mengelus-elus kepada saya dengan penuh kasih sayang.

Tentunya ini menjadi masalah yang sangat berat bagi hidup saya saat itu. Namun saya jalani dengan penuh kesabaran dan penuh ketaatan. Walaupun kadang air mata ini tak bisa terbendung, kadang rindu dengan masakan orang tua, rindu dengan kampung halaman. Namun Apalah daya hidup ini, berbagai masalah harus di lalui, Karena itu adalah proses. ibarat pepatah mengatakan, "berakit rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".

Alhamdulillah, berkat kesabaran dalam menjalani proses beradaptasi dengan lingkungan pondok, akhirnya saya menjadi terbiasa dan tidak merasa berat sedikit pun hidup di lingkungan pondok. Saya tidak jadi pindah sekolah, Hingga akhirnya saya lulus di SMA pada tahun 2019.

Lulus dari SMA bukanlah suatu kebebasan, dulu saya sempat berfikir " nanti kalau lulus SMA enak ya, sudah GK sekolah lagi, gak ada tugas dari guru lagi, pasti hidup kita bakal lebih tenang". Ehh, ternyata setelah lulus, masalah hidup yang saya hadapi lebih sulit lagi di bandingkan waktu zaman SMA.

Setalah Tamat dari SMA saya di amanahkan menjadi seorang pengasuh. Menjadi seorang pengasuh bukanlah hal yang sangat mudah. yang di urusi ini manusia, tentunya butuh kesabaran yang extra. Menyamakan persepsi agar para santri mempunyai satu tujuan itu sangat susah, setiap kepala itu berbeda isinya. Ada yang maunya main terus, ada yang suka tidur. Semaunya sendiri. Itulah tugas seorang pengasuh harus bisa mendidik dan memberikan contoh yang baik kepada para santri.

semua proses itu saya hadapi dengan penuh kesabaran selama satu tahun. Banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan ketika menjadi seorang pengasuh, saya belajar dari berbagai masalah yang saya hadapi. Saya belajar menjadi seorang ayah, bagaimana cara mendidik seorang anak yang baik, dan saya juga belajar menjadi seorang guru yang baik, yang bisa memberikan contoh kepada anak muridnya.

Tahun 2020 saya melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Hakim Surabaya. Di masa kuliah ini masalah hidup yang saya hadapi Sepertinya semakin banyak, Awal masuk kuliah saya di hadapkan dengan masalah pembelajaran yang di lakukan secara online. saya rasa, masalah ini juga di hadapi oleh semua kalangan pelajar. Tapi bagi saya pembelajaran secara online sangat kurang efektif, banyak sekali kendala yang saya hadapi. Dari masalah jaringan yang harus bagus, pulsa internet juga harus selalu ada, dan yang utama harus ada android atau laptop.

Pernah suatu ketika saya ingin mengerjakan tugas kuliah, saya mulai membuka laptop saya dengan penuh semangat karena ingin menyelesaikan tugas-tugas yang telah menumpuk. Setelah saya membuka laptop, kok tiba-tiba laptop saya layarnya hitam semua. Saya pun memasukan kembali laptop itu ke dalam tas.

Saya langsung mengambil kunci motor, untuk membawa laptop ke tempat Service. Sambil menyusuri jalan di kota Tanjung Selor yang terasa sekali panas terik mataharinya, apalagi di siang hari. Namun saya tidak peduli, karena dalam pikiran saya ingin segera menyelesaikan tugas kuliah itu. Setelah beberapa menit menyusuri jalan Akhirnya saya sampai di salah satu tempat Service laptop.

"Mbak, ini laptop saya hidup, Cuma layarnya hitam semua, minta tolong cek dulu kerusakan nya". Pintaku kepada tukang Service itu. Setelah beberapa menit saya menunggu laptop itu di cek, sembari berharap kerusakan nya tidak terlalu parah. Wanita berkacamata, berparas ayu, yang sang saya temui tadi menghampiri saya, "mas ini laptopnya rusak hardisk nya, kalau di ganti sembilan ratus ribu". "Apa Gak ada hardisk yang lebih murah mba" tanyaku kembali. " Yang ada itu aja mas, stok lainya lagi kosong.

Akhirnya saya pun pulang dengan wajah melemas dan tak tau bagaimana cara nya mau mengerjakan tugas kuliah, sedangkan semua file tugas ada di laptop itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun