Kadang,
saat segala angan tentangmu semakin buram, saat segenap rasa tentangmu semakin memaksa, memintaku ikhlas untuk melepaskan, dengarlah, lelaki ini juga bisa sendu, bisa menangis malu.
-- * --
Pagi baru juga kembali
pertanyaan itu, tak suah telat apalagi lenyap
setepat mentari menyaksikan pagi
Sesetia pekat menandai malam
ambisimu, mimpimu apa?
yang dalam benakmu, yang mula-mula inginmu apa?
jawabnya selalu saja sama,
lagi, itu lagi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!