-------]©[-------
Sebenarnya mata ini sudah sangat kelelahan, pedih rasanya. Seharian mengelilingi teriknya Jogja, mendistribusikan puluhan undangan ke panti-panti dhu’afa. Tapi waktunya toh tinggal sebentar lagi, 20 menit lagi. Aku akan jadi orang pertama yang mengucapkan kalimat itu untuknya…
“Selamat Ulang Tahun Bee… Semoga kasih sayang-Nya selalu terlimpah untukmu”.
“Selamat Ulang Tahun Bee… Wish You All The Best”.
Aku tak ingin mengucapkannya terlalu berlebihan. Terlalu lebay apalagi. Cukup kutulis seperti itu saja di dinding fesbukmu.
Ternyata, meski pedih kuintai monitor, aku bukanlah yang pertama mengucapkannya. Terlambat. Lewat 3 menit dari pukul 00.00. dan sudah ada seorang lelaki yang menuliskan ucapan selamat hari lahir itu di dinding fesbukmu.
Siang harinya, aku tak sabar membuka fesbuk, berharap kubaca balasan ucapan selamatku. Tak ada. Ya… hanya ucapan selamatku yang tidak kau balas.
“Terima kasih”. Lirihku dalam hati.
-------]©[-------
Aneh, kenapa yang angkat-angkat kursi malah anak banat*? Mana panitia laki-lakinya? Dia dan 2 orang temannya membereskan sekira 100 kursi? Memindah dan merapihkannya? GILA, pikirku.
Akhirnya kuputuskan untuk mendekatinya, jika diizinkan aku akan menyuruhnya beristirahat, biar aku saja yang merapihkan venue untuk konser amal itu.