Tanpa kujawab, kuketikan nomor selulerku lalu kunamai dengan....
"Sip, sudah kutulis. HAMTARO, hmhh...Ham-ham dan bijou". Cocok, pikirku. Saat itu terus terang saja tak ada maksud apa-apa. Hanya karena Bijou tergantung di selulermu,serta merta ingin kutuliskan Hamtaro sebagai namaku. Tak ada maksud lain.
Kusodorkan seluler milikmu yang masih menayangkan nomor teleponku, tertulis "Hamtaro". Kulihat kau hanya tersenyum. Kemudian, setelah kau terima lagi selulermu itu, kau meminta izin kepadaku untuk beranjak sebentar ke ruangan samping.
Kuisi kembali formulir biodata yang tadi belum kuselesaikan. Aku tak tahu biodata ini serius kuisi atau tidak. Yang jelas nomor handphone dan tandatanganlah seingatku yang serius kuisi. Persis setelah kububuhkan tanda tangan. Selulerku berbunyi: "The Day we Fall in Love", soundtrack drama korea-nya Park Shin-Hae dan Jung Yong-Hwa, "Heart String".
Ternyata si penelepon belum tertera namanya di phone book selulerku.
"Assalamualaikum, mohon maaf siapa ya?". Tak ada jawaban. Tiga kali kuucapkan kalimat yang sama tetap tak ada jawaban. Tapi tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh. Aku seperti mendengar kalimat sapaanku begitu jernih, seperti bukan terdengar dari pesawat telepon. Insting, kuputar pandanganku ke arah meja tempat pengisian formulir. Dan,
"Nomorku Kak..." katamu sambil memperlihatkan lcd seluler dan menggoyang-goyangnya. Benar saja instingku. Penelpon tanpa nomor itu kamu.
"Tulis saja Sweet Bijou ya Kak!". Pintamu...
Ah, entahlah. Apa karena kebetulan nada deringku "The Day We Fall in Love". Kurasa hari saat pertemuan denganmu ini sangat bersejarah untukku, meski kesanmu belum tentu sama sepertiku sekarang. Dan, seperti yang kuceritakan sebelumnya, di hari pertemuan pertama kami ini ada kejadian yang membuatku ingat selalu, the embarrassing incident... hihihi... kejadian ini...
Bersambung...