Mohon tunggu...
Cucu Cahyana
Cucu Cahyana Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Urang Sunda, Suka Baca, Bola, Biru...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spring #4] First Sight Part.2

29 Desember 2011   10:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Tanpa kujawab, kuketikan nomor selulerku lalu kunamai dengan....


"Sip, sudah kutulis. HAMTARO, hmhh...Ham-ham dan bijou". Cocok, pikirku. Saat itu terus terang saja tak ada maksud apa-apa. Hanya karena Bijou tergantung di selulermu,serta merta ingin kutuliskan Hamtaro sebagai namaku. Tak ada maksud lain.


Kusodorkan seluler milikmu yang masih menayangkan nomor teleponku, tertulis "Hamtaro". Kulihat kau hanya tersenyum. Kemudian, setelah kau terima lagi selulermu itu, kau meminta izin kepadaku untuk beranjak sebentar ke ruangan samping.


Kuisi kembali formulir biodata yang tadi belum kuselesaikan. Aku tak tahu biodata ini serius kuisi atau tidak. Yang jelas nomor handphone dan tandatanganlah seingatku yang serius kuisi. Persis setelah kububuhkan tanda tangan. Selulerku berbunyi: "The Day we Fall in Love", soundtrack drama korea-nya Park Shin-Hae dan Jung Yong-Hwa, "Heart String".


Ternyata si penelepon belum tertera namanya di phone book selulerku.


"Assalamualaikum, mohon maaf siapa ya?". Tak ada jawaban. Tiga kali kuucapkan kalimat yang sama tetap tak ada jawaban. Tapi tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh. Aku seperti mendengar kalimat sapaanku begitu jernih, seperti bukan terdengar dari pesawat telepon. Insting, kuputar pandanganku ke arah meja tempat pengisian formulir. Dan,


"Nomorku Kak..." katamu sambil memperlihatkan lcd seluler dan menggoyang-goyangnya. Benar saja instingku. Penelpon tanpa nomor itu kamu.


"Tulis saja Sweet Bijou ya Kak!". Pintamu...


Ah, entahlah. Apa karena kebetulan nada deringku "The Day We Fall in Love". Kurasa hari saat pertemuan denganmu ini sangat bersejarah untukku, meski kesanmu belum tentu sama sepertiku sekarang. Dan, seperti yang kuceritakan sebelumnya, di hari pertemuan pertama kami ini ada kejadian yang membuatku ingat selalu, the embarrassing incident... hihihi... kejadian ini...


Bersambung...


Cerita sebelumnya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun