Mohon tunggu...
cahyaayuningrum
cahyaayuningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

annyeonghaseyo!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesetaraan Gender: Rahasia di Balik Tempat Kerja yang Lebih Seru dan Produktif

6 Desember 2024   13:04 Diperbarui: 6 Desember 2024   13:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesetaraan Gender 

Oleh : Cahya Ayu Ningrum, Sitah Fadhilatul Jannah, Pradita Nourisma Anggraini

Penulis dan mahasiswa peduli terhadap isu sosial dan kesetaraan gender

Pernahkah Anda berpikir, mengapa kesetaraan gender itu begitu penting? Kesetaraan gender bukan sekadar slogan, tapi sebuah kebutuhan nyata untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang. Di Indonesia, pentingnya prinsip ini sudah masuk dalam rencana pembangunan nasional dan global, menunjukkan bahwa kesetaraan gender adalah bagian dari upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk semua.

Di tempat kerja, kesetaraan gender memainkan peran penting dalam membangun suasana yang inklusif dan mendukung. Perusahaan yang memberi kesempatan yang sama bagi semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, tidak hanya terlihat lebih progresif, tetapi juga lebih produktif. Saat semua karyawan merasa dihargai dan diberdayakan, mereka akan bekerja dengan lebih baik dan merasa lebih puas.

Meski kesetaraan gender semakin diakui, tantangan dalam penerapannya masih nyata. Banyak orang masih memegang pandangan tradisional tentang peran laki-laki dan perempuan, terutama di sektor-sektor tertentu. Masalah ini kadang menghambat kemajuan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasinya.

Artikel ini akan membahas peran dan dampak positif dari kesetaraan gender dalam pembangunan budaya kerja yang adil dan produktif, serta strategi dan praktik terbaik yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk menanamkan prinsip-prinsip kesetaraan gender di tempat kerja mereka. Kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan, tetapi juga soal menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, produktif, dan penuh inovasi. Yuk, kita mulai perubahan dari sekarang dan jadikan tempat kerja lebih adil untuk semua!

Pentingnya kesetaraan tanpa membedakan gender menjadi hal utama atau kunci dalam dunia kerja yang adil dan produktif. Partisipasi perempuan saat ini tidak hanya menuntut persamaan hak, namun juga menunjukkan bahwa peran perempuan penting bagi pembangunan budaya kerja. Upaya untuk melibatkan perempuan dalam proses pembangunan hanya bersifat kemanusiaan, karena tidak melibatkan mereka dalam proses pembangunan adalah sebuah tindakan yang sia-sia dan berdampak negatif pada kinerja. 

Kesetaraan gender mampu memaksimalkan potensi individu. Penerapan prinsip ini dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong inovasi budaya kerja ketika laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi (Arifin 2018). Perlakuan setara terhadap semua orang di tempat kerja juga mendukung pengembangan kebijakan yang fleksibel, seperti cuti melahirkan, yang memberikan manfaat tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga bagi laki-laki yang memiliki tanggung jawab keluarga.

Beberapa strategi yang dapat diupayakan untuk menciptakan budaya kerja yang adil dan produktif diantaranya yaitu, menerapkan budaya kerja yang menghargai kepemimpinan kolaboratif (Nuraeni and Lilin Suryono 2021). Perusahaan seperti Unilever Indonesia telah menerapkan pendekatan ini dengan program Unstereotype Initiative. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam posisi manajemen dan menghilangkan bias gender dalam pengambilan keputusan. Langkah ini sejalan dengan kebutuhan untuk menciptakan organisasi yang inklusif, karena mengubah budaya kerja kolaboratif dapat mengurangi diskriminasi gender.

Selain itu, International Business Machines Corporation (IBM) telah memperkenalkan kebijakan kerja yang fleksibel seperti job sharing, yang memungkinkan perempuan menyeimbangkan peran profesional dan pribadi tanpa kehilangan peluang untuk berkembang di lingkungan kerja (Universitas Airlangga n.d.). Hal ini membantu mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh stereotip sosial seperti status perkawinan, yang dapat menghambat peluang perempuan sehingga mengurangi akses mereka terhadap kesempatan yang setara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun