Mohon tunggu...
Cahya Adrevi
Cahya Adrevi Mohon Tunggu... Lainnya - Saya merupakan mahasiswa aktif Universitas Negeri Jakarta, dengan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Seorang penulis yang selalu penasaran dengan isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan, terutama yang memiliki dampak jangka panjang terhadap masyarakat. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam riset serta analisis data, saya berusaha menyampaikan informasi secara komprehensif dan berimbang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Kesehatan Mental dalam Era Media Sosial: Bagaimana Kehidupan Digital Mempengaruhi Kita?

26 Oktober 2024   20:00 Diperbarui: 26 Oktober 2024   23:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam survei lain yang dilakukan oleh APJII, lebih dari 28% pengguna media sosial di Indonesia melaporkan mengalami kesulitan untuk berhenti men-scroll layar atau merasa harus memeriksa notifikasi bahkan di malam hari. Kecanduan ini mungkin menimbulkan konsekuensi psikologis jangka panjang, seperti stres dan menurunnya rasa kepuasan hidup.


Masalah depresi dan harga diri

Media sosial bukan sekadar platform untuk berbagi pengalaman hebat, namun juga dapat digunakan untuk menyalurkan kritik, komentar negatif, dan bahkan perundungan daring (cyberbullying). Menurut data Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI), kasus cyberbullying di media sosial melonjak 18% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Remaja yang pernah mengalami cyberbullying lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan rendahnya harga diri.

Lebih lanjut, Universitas Airlangga menemukan pada tahun 2022 bahwa mayoritas pengguna media sosial di Indonesia, khususnya perempuan, melaporkan adanya penurunan harga diri setelah melakukan penggunaan media sosial secara berlebihan.

Hal ini disebabkan oleh tekanan untuk tampil sempurna sesuai dengan norma-norma media sosial, yang sering kali tidak dapat dicapai. Akibatnya, banyak orang percaya bahwa kegagalan memenuhi standar-standar ini akan mengurangi nilai kehidupan mereka.

Strategi Mengatasi Dampak Negatif Media Sosial dan Kesehatan Mental

Beberapa penelitian di Indonesia menemukan bahwa penggunaan media sosial yang tidak diatur dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Namun, ada banyak strategi untuk mengurangi dampaknya:

  • Batasi Penggunaan Media Sosial: Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2023, membatasi penggunaan media sosial satu hingga dua jam per hari dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan kecanduan. Menyisihkan waktu untuk mengecek media sosial dan menghindarinya sebelum tidur bisa sangat bermanfaat.
  • Kurasi Akun yang Diikuti: Pilih akun yang memberikan inspirasi positif sambil menghindari akun yang menimbulkan emosi negatif atau perbandingan sosial. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Padjadjaran, individu yang mengikuti akun inspiratif merasa lebih bahagia dibandingkan mereka yang sering menjumpai tweet gaya hidup yang tidak realistis.
  • Perbanyak Interaksi Langsung: Mempertahankan ikatan yang tulus dengan keluarga dan teman-teman jauh dari media sosial sangat penting untuk kesehatan mental. Menurut penelitian Kementerian Kesehatan RI, kontak sosial yang positif dapat menurunkan risiko depresi sebesar 25%.
  • Waspadai dan Kelola FOMO: Ketika merasa cemas akibat FOMO, ingatlah bahwa apa yang dilihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang, bukan gambaran keseluruhan. Psikolog menyarankan agar melatih apresiasi diri dan penerimaan diri untuk mengurangi dampak negatif FOMO.
  • Lakukan Detoks Digital Secara Teratur: Detoksifikasi digital dapat dilakukan dengan menghapus aplikasi media sosial selama beberapa hari atau membatasi penggunaan sehari-hari. Penelitian Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa detoks digital dapat membantu individu mengurangi stres dan meningkatkan mood.

    Media sosial telah menjadi fenomena global dengan dampak yang luas, khususnya terhadap kesehatan mental. Di Indonesia, dampak buruk media sosial terhadap kesehatan mental terlihat dari meningkatnya kecemasan, rendahnya harga diri, pengasingan sosial, dan bahkan depresi. Meski media sosial memberikan keuntungan seperti memberikan kesempatan berkomunikasi dan mendapatkan informasi, namun penggunanya harus memanfaatkannya dengan baik untuk menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun