[caption caption="Tabel Utang Negara (sumber Kemenkeu.go.id)"][/caption]
Gambar di atas adalah daftar jumlah utang negara Indonesia sampai dengan bulan November 2015. Rilis data terbaru menunjukkan jumlah saldo utang negara indonesia sampai dengan akhir tahun 2015 adalah 3.089 Trilyun Rupiah! Jadi kalau diringkas, kenaikan dan persentase kenaikan utang pemerintah sebagai berikut:
 Sedikit gambaran infratruktur Indonesia
Saya pernah bertugas beberapa tahun di Sulawesi Tenggara dan sudah mengunjungi seluruh kabupaten/kota disana. Terdapat perbedaan besar antara infrastruktur dan fasilitas di sana dibandingkan di jawa. Sampai ada teman yang berkomentar, "Disini itu ketinggalan 20 tahun dibanding jawa". Lalu ada analogi sederhana bagi saya pribadi, saat saya berkendara dari Jogja ke Solo maka saya hanya akan fokus ke lalu lintas atau pengendara yang lain, tetapi jika saya berkendara misal dari Kendari ke Unaaha (Ibu Kota Kabupaten Konawe, sekitar 70 km jaraknya dr Kendari) maka saya selain harus memperhatikan lalu lintas, juga harus mantengin jalannya, karena lubang ada dimana-mana. itu dari infrastruktur jalan, belum yang lain. Akan tetapi itu hanya gambaran di Sulawesi Tenggara ya... lalu bagaimana keseluruhan negara Indonesia?
Menurut World Economic Forum, kualitas infrastruktur Indonesia terendah se-Asia, hanya lebih baik dibanding Filipina (bisniskeuangan.kompas.com: 2014). Akibatnya daya saing Indonesia ditingkat ASEAN masih kalah dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Sedangkan untuk tingkat global, Indonesia berada pada peringkat 34 dari 144 negara. Penilaian peringkat daya saing global didasarkan pada 12 pilar daya saing, salah satunya infrastruktur (Kemenkeu.go.id: 2014). Sebagai contoh, meski selama ini mengaku sebagai negara agraris, namun nyatanya infrastruktur pendukung tidak diperhatikan. "Kalau kita mau swasembada. Irigasi masalahnya 52%, atau 3 juta hektar yang rusak seluruh Indonesia. 20-30 tahun tak diperbaiki dan rehabilitasi," kata Amran, Kamis (20/11/2014). Ironis bukan? Begitulah gambaran ringkas bagaimana infrastruktur Indonesia. Miris bukan? Inilah salah satu hal yang membuat sejak awal, Presiden Jokowi menggalakkan pembangunan infratruktur secara masif. Misalnya saat meresmikan bor raksasa untuk proyek Mass Rapid Transportation (MRT) di Jakarta, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh ditunda-tunda lagi karena akan semakin mahal (finance.detik.com).Â
Utang Negara sebelum tahun 2015
Terkait utang pemerintah sebelum tahun 2015, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Harry Azhar Aziz (sekarang Ketua BPK) mengatakan, penyebab utang pemerintah yang semakin meningkat karena utang pemerintah dalam bentuk dolar AS. Artinya ketika dolar mengalami depresiasi maka utang otomatis semakin meningkat. Lebih lanjut Harry mengungkapkan, pemerintah tidak pernah menjelaskan secara transparan soal penggunaan utang tersebut. DPR sudah meminta kepada pemerintah agar utang tersebut tidak boleh digunakan untuk program seperti memberantas kemiskinan dan program reformasi birokrasi. Tetapi digunakan untuk proyek pembangunan infrastruktur seperti jembatan, pelabuhan, dan bandara.
Sementara itu, Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, utang pemerintah tidak sekedar naik, tetapi membuat keseimbangan premier atau penerimaan dan pengeluaran pemerintah negatif. Menurut Enny, konsep utang pemerintah tidak jelas, dimana anggaran tetap pemerintah banyak sisa anggaran lebih yang artinya utang tidak digunakan. Lalu, jika digunakan mendekati akhir tahun sehingga utang ini tidak produktif dan tidak membantu perekonomian Indonesia melainkan hanya gali lobang tutup lobang. "Kecuali dulu utang konsepnya jelas, digunakan untuk membangun infrastruktur atau investasi, sehingga mendorong perekonomian," ujar Enny. Enny menambahkan, utang ini menjadi akumulasi yang terus meningkat lantaran tidak digunakan untuk pengeluaran yang produktif. Ditambah lagi porsi pengunaan utang lebih banyak untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) serta gaji pegawai bukan untuk infrastruktur dan sistem logistik nasional.
Jadi jelaslah bahwa penggunaan utang negara pada sebelum 2015 lebih banyak digunakan untuk hal-hal non produktif dan yang bersifat investasi, melainkan banyak digunakan untuk konsumtif seperti subsidi BBM.
Utang negara mulai tahun 2015.
Ada hal menarik dari utang negara tahun 2015 ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Melalui akun twitter-nya pada Sabtu (09/01/2016), Kementrian Keuangan RI menjelaskan posisi dan penggunaan utang negara Indonesia per 2015. Berikut penjelasan yang disampaikan dalam akun @kemenkeuRI tersebut:
- Sesungguhnya utang diperlukan utk meningkatkan belanja, mendukung pertumbuhan ekonomi & meningkatkan kesejahteraan rakyat #UtangNegara
- Pada 2015, ada tambahan utang sebesar Rp 382 T, secara umum digunakan untuk modal percepatan pertumbuhan ekonomi. #UtangNegara
- Secara detail, utang tersebut digunakan untuk peningkatan belanja produktif & program kedaulatan pangan.
- Belanja produktif ini antara lain, pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara dan waduk. #UtangNegara
- Sementara program kedaulatan pangan antara lain, jaringan irigasi, bendungan, subsidi pupuk, benih dan tanaman pangan. #UtangNegara
- Saldo utang pada akhir 2015 sebesar Rp 3.089 T yang merupakan akumulasi dari tahun 1970-an sampai dengan 2015. #UtangNegara
- Dari 1970 hingga 2015 sendiri, saldo utang negara setiap tahun berubah, bisa naik juga bisa turun. #UtangNegara
- Salah satu variabel yang paling mempengaruhi perubahan saldo utang tersebut adalah nilai tukar/kurs. #UtangNegara
- Naik turunnya nilai tukar menyebabkan saldo utang dalam rupiah juga berubah. #UtangNegara
- Sekarang bagaimana kondisi utang Indonesia dibandingkan dengan negara lain & bagaimana realisasinya? #UtangNegara
- Kondisi 2015, realisasi defisit APBN 2015 sekitar 2,8 % dari PDB/ Rp 318 T. Lebih rendah dari Jepang, Meksiko & Malaysia. #UtangNegara
- Sementara itu rasio utang terhadap PDB hanya 27%, bandingkan dengan Jepang yang mencapai 246% atau Malaysia 56%. #UtangNegara
- Utang utamanya untuk belanja modal seperti pembangunan jalan, transportasi, perumahan, pemukiman & kedaulatan pangan.
- Belanja modal 2015 sebesar Rp213 T yang naik 45% di 2015.
- Utang juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur melalui PMN, DAK dan Dana Desa #UtangNegara
- Realisasi Penyertaan Modal Negara/PMN Rp70 T, DAK Rp55 T, dan Dana Desa Rp21 T #UtangNegara
- Program dana desa ini tercatat dalam sejarah sebagai alokasi anggaran untuk desa langsung dari pemerintah pusat. #UtangNegara
Dengan gamblang dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara penggunaan utang negara pada zaman Presiden Joko Widodo dibanding sebelumnya. Saat ini meskipun utang bertambah 18% dibandingkan tahun sebelumnya, namun hal terebut lebih disebabkan dua hal, pertama penurunan nilai tukar rupiah selama tahun 2015 dan yang kedua menutup defisit APBN 2015 karena penerimaan yang tidak mencapai target. Bagi saya pribadi, yang melegakan dan membuat optimis adalah, bahwa penggunaan utang saat ini lebih terarah dan tidak hanya untuk konsumsi. Akan tetapi untuk hal-hal yang sifatnya investasi antara lain membiayai proyek-proyek infrastruktur yang sangat dibutuhkan negara ini. Tentu semua butuh proses, bukan sim salabim dalam semalam jadi. Tetap optimis Indonesia lebih baik.
Â
 Referensi:
http://www.kemenkeu.go.id/katalogdata
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H