Selain itu juga untuk mengerem laju impor minyak mentah dari dunia. Karena kondisinya pasokan minyak mentah dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam negeri belum mencukupi. Sehingga, opsi akuisisi lapangan migas luar negeri justru yang paling rasional dan masuk akal.
Di sisi lain, akuisisi kilang minyak di luar negeri tersebut juga semakin mengukuhkan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia. Itu membuktikan bahwa BUMN kita tak hanya jago kandang, namun juga bisa menjadi pemain bisnis global.
Karena mengelola aset di banyak negara tentu saja tidak mudah. Pastinya dibutuhkan profesionalitas, perencanaan yang baik, manajemen yang rapi, dan eksekusi yang baik. Dan, salutnya Pertamina mampu untuk itu.
Apalagi baru-baru ini, Pertamina juga menjalin kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menghindari praktik bisnis yang curang dan koruptif.
Dengan kerjasama tersebut diharapkan Pertamina bisa menjadi perusahaan yang bersih, transparan dan akuntabel. Inilah modal awal yang harus dipegang untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Kita tentu patut bangga dengan Pertamina yang mulai keluar dari kandangnya. Tak hanya menjadi perusahaan yang besar di negeri sendiri tetapi juga ekspansi bisnisnya melewati batas teritori negara lain.
Meski begitu, orientasinya harus tetap kepentingan nasional. Demi mencukupi kebutuhan energi bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H