dear pena,
entah kenapa aku harus kembali pada titik ini,
tempat saat semua seolah diam akan suaraku,
tanpa satu nada pun hinggap di telinga,
namun beragam nada terasa ramai gaduh,
saling menjawab seiring hembusan nafas para insan,
tapi bukan itu inginku..
biarkan kalian berpikir aku egois,
yang hanya mengerti diri sendiri dan tak peduli,
yaaaaa ketika aku pada titik ini,
titik yang mungkin tak ada yang pernah paham,
terlihat pada mata sang keheningan malam,
atau terdengar oleh teriakan sepi,
pena..
hati serasa ada yang meremas pelan menyakitkan,
masuk melalui denyut nadi raga ini,
dan gelapnya malam pun menemani ketidakwarasanku,
entah sampai kapan ku tak bisa membuka nada,
mungkin..
hingga titik ini terbiaskan seperti pelangi,
beragam warna namun mempesona..
*cahboyolali[06102013]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H