Selama menerima bantuan sosial PKH ini, tidak terdapat kesulitan saat pengambilan dana, namun terkadang terjadi keterlambatan. Nek Yah dan keluarganya berharap program bantuan sosial PKH ini terus berlanjut karena sangat membantu kondisi finansial keluarga.
Kondisi Rumah dan Kepemilikan Aset
Rumah Nek Yah memiliki empat ruang yang terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu yang disekat oleh dapur, dan kamar mandi, dengan panjang 13 x 9 meter persegi, dibangun dengan lantai ubin, atap seng, dan dinding triplek. Status rumah Nek Yah merupakan miliknya sendiri yang terawat dengan cukup baik, meskipun beberapa bagian kecil mengalami kerusakan, keluarganya tetap merawat setiap detail, memperbaiki apa pun yang rusak, sehingga rumah itu tetap nyaman dan layak dihuni. Mereka juga menjaga kebersihan rumah dengan rajin.
Keluarga Nek Yah bergantung pada air PDAM untuk mandi dan mencuci, serta untuk keperluan sanitasi terdapat WC pribadi di dalam rumah dengan septic tank di belakang rumahnya. Keluarga Nek Yah menggunakan daya listrik sebesar 900 VA bersubsidi sebesar Rp 90.000 potongan biaya iuran bulanan. Untuk pembayaran tagihan listrik dan PDAM dibantu oleh anaknya yang tinggal di rumah itu.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum, keluarga Nek Yah mengandalkan air hujan yang dikumpulkan dalam suatu wadah (gentong) dan jika terjadi musim kemarau mereka membeli air galon isi ulang. Untuk memasak Nek Yah menggunakan gas bersubsidi sebagai bahan bakarnya.
Lingkungan sekitar rumah Nek Yah cukup padat penduduk dan jauh dari kebisingan jalan raya karena masuk ke dalam gang, serta Nek Yah memiliki tetangga yang ramah dan tidak keberatan untuk saling membantu. Terdapat tiga rumah lainnya yang menerima bantuan sosial jenis PKH, rumah tersebut terletak di sebelah kanan, kiri dan depan rumah Nek Yah.
Nek Yah memiliki kendaraan berupa sepeda motor yang kerap digunakan oleh anak-anaknya untuk menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari. Selain itu, di dalam rumahnya, terdapat fasilitas seperti televisi, kulkas, kipas angin, mesin jahit dan tentu saja smartphone sebagai alat komunikasi. Pada masa kini, motor dan HP telah menjadi barang yang sangat diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan sehari-hari.
Ketika diwawancarai untuk mengisi kuesioner ini, Nek Yah dibantu oleh anaknya, yaitu Bu Asmah dan Bu Shafaria. Kesinambungan program ini menjadi harapan besar bagi Nek Yah dan keluarganya, memberikan jaminan keberlanjutan penerimaan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memberikan keamanan finansial yang lebih baik untuk keluarganya.
Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H