Studi Ilmu Hubungan Internasional merupakan studi yang berkembang pesat di benua Eropa pada masa perjanjian Westphalia 1648, lalu menjadi disiplin ilmu yang mandiri di Britania Raya, tepatnya di Wales pada tahun 1919 ketika Alfred Zimmern diangkat sebagai guru besar ilmu hubungan internasional di Univertas Wales di Aberyswyth.Â
Sejak saat itulah ilmu hubungan internasional berkembang dan menjadi studi ilmu yang berkembang di universitas seluruh dunia dibawah fakultas ilmu politik dan fakultas humaniora.Â
Dalam hubungan internasional terdapat banyak sekali teori - teori yang diajarkan, sebagai contoh teori realisme , liberalism, neo-realisme, neo-liberalisme. Teori tersebut ada agar kita dapat menganalisis atau memahami fenomena yang terjadi dalam hubungan internasional.Â
Maka dari itu, untuk dapat mengetahui bagaimana uraian terhadap persamaan dan perbedaan dari teori realisme, liberalisme, neo-realisme, dan juga neo-liberalisme dapat di simak pada penjelasan di bawah ini.
Teori - Teori Hubungan Internasional
Dalam Hubungan Internasional ada beberapa teori yang menjadi alat analisis untuk dapat mencapai suatu kesimpulan atau kejelasan suatu hal, teori - teori tersebut mencakup :
1. Realisme Â
Kaum realisme berpendapat bahwa hakikat manusia dan negara pada dasarnya agresif dan egosentrik sehingga politik internasional adalah arena perjuangan untuk memperoleh kekuasaan.Â
Realisme menganggap negara sebagai pemeran utama, mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan negara lain, tujuan menjalin hubungan antar negara ialah berusaha memperoleh kekuasaan atau kejayaan.Â
Realisme menunjukkan bahwa semua pemimpin tidak peduli apa tujuan politik mereka, mereka akan melakukan apapun bahkan perang untuk mencapai kepentingan negara mereka sendiri di lingkungan yang kompetitif.Â
Hal ini yang membuat hubungan internasional selalu digambarkan sebagai konflik daripada sebagai sebuah kerja sama. Pada teori ini kaum realis menganut istilah "homo homini lupus" yang berarti manusia adalah serigala bagi manusia lain. Â Tabiat manusia yang berlaku kejam, jahat, egois, brutal kepada sesama manusia seperti serigala adalah definisi yang sesuai untuk kaum realisme karena semua masalah diselesaikan dengan menggunakan kekerasan.
2. Liberalisme
Liberalisme adalah teori dalam hubungan internasional yang berbanding terbalik dengan teori realisme. Teori liberalisme percaya bahwa setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan damai tanpa adanya peperangan atau konflik. Kaum liberalisme selalu berpandangan positif terhadap manusia lain, karena mereka yakin prinsip prinsip rasional dapat dipakai dalam menyelesaikan masalah yang ada.
 Liberalisme menyerukan peran minimal pemerintah dalam kehidupan sosial -- ekonomi Masyarakat, jaminan kebebasan individu dalam berpolitik, demokrasi dan konstituasionalisme, dan kesetaraan hukum. Liberalisme juga juga meyakini bahwa system perekonomian kapitalisme pasar bebas dapat menjamin kemakmuran Bersama dan pengelkasian sumber -- sumber secara efisien di dalam Masyarakat.Â