Mohon tunggu...
Caesar Vendhero
Caesar Vendhero Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Hari esok harus lebih baik daripada hari ini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angsa yang Cantik ...

7 September 2011   10:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:10 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Aku pernah datang ke Panti mencarimu, tetapi mereka bilang kamu sudah pindah, "  kataku sambil menatapnya.

" Seorang Dokter,  relawan dari Amerika datang ke Panti, dia iba padaku dan kemudian mengadopsiku kemudian membawaku ke Amerika .." katanya sambil terus memegang tanganku.

" Kamu sangat cantik dan sangat muda, " kataku tidak bisa membendung rasa penasaran dan kekagumanku padanya.

Acara reuni dimulai, semua teman-temanku sangat tercengang waktu kuperkenalkan  Hanik. Kulihat wajah mereka yang begitu kaget dan merah padam. Teman sekelas yang sangat menjijikkan dan  korengan sekarang ada didepan matanya, sangat cantik , sangat muda dan sangat kaya.

Hanik menyapa mereka, saat ini dia adalah seorang dokter ahli kecantikan dan tinggal di Amerika, menjadi warga negara disana juga menikah dengan Jose Vendhero.

Setelah acara selesai, Hanik menelpon suami dan anaknya untuk datang kerumah. Seorang bule dan bocah laki-laki tampan menyapa keluargaku dan membawakan banyak sekali bingkisan untuk kami.

Hanik bercerita panjang lebar tentang dirinya, hidupnya yang berubah 180 derajat, karena belas kasihan relawan asing yang kemudian menjadikannya anak dan merawatnya dengan sangat baik. " Aku sangat ingin melihat kampung halamanku, melihat makam leluhurku, Juga  melihatmu seseorang yang selalu membelaku saat aku tidak punya siapapun dimasa lalu ".

Kami bercerita panjang dan lebar, aku sangat kagum dengan Hanik, seorang bocah kurus, korengan sekarang menjadi sangat berbeda dan sangat berkelas. Tuhan telah menentukan garis nasib yang berbeda , kisah Hanik sangat menampar teman-temanku, walau kejadian itu dimasa lalu tetap saja kulihat wajah teman-teman yang begtu malu, apalagi ketika Hanik membagi-bagikan bingkisan kecil untuk mereka juga menyapa mereka dengan ramahnya seakan sudah lupa akan semua kejadian di masa lalu. Dia yang korengan sudah berubah menjadi angsa yang cantik.

***

Semarang, 7 September 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun