Mohon tunggu...
Caecilia Paramitha
Caecilia Paramitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Enjoy everybody!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Digital dan Analog, Bedanya Apa Sih?

21 September 2021   22:42 Diperbarui: 21 September 2021   23:12 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita rasakan saat ini, semakin banyak hal yang berubah seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, media juga mengalami perubahan sejak kemunculan internet. Dulunya, media tradisional atau analog sebagai media penyalur informasi sangat ramai di pasaran dengan berbagai bentuk fisiknya, seperti flyer, majalah, koran, dan sebagainya. 

Kini, media mengalami digitalisasi agar mampu mengikuti arus perkembangan zaman dan minat masyarakat. Selengkapnya akan dijabarkan hal-hal mengenai penulisan pada media analog dan media digital menurut Brian Carroll dalam bukunya yang berjudul Writing For Digital Media.

Lalu, apa perbedaan dan persamaan kedua media tersebut? 

Pada media digital, pengguna tidak hanya membaca konten yang disajikan, namun bisa berinteraksi melalui kolom komentar atau mengklik tombol "suka". Interaksi juga bisa melalui hypertext, yang memungkinkan pembaca terhubung ke situs lain. Sedangkan, media analog hanya memiliki sifat satu arah. Hal ini menyulitkan pembaca untuk bisa terhubung dengan si penulis pada sebuah artikel.

Selain itu, informasi yang disajikan di media digital dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Hanya dengan berselancar di beberapa situs web, pembaca akan lebih mudah dan cepat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.  Sedangkan, media analog membutuhkan waktu yang cukup lama bagi pembaca mendapatkan informasi dari media yang tersebar.

Media digital juga mampu menyajikan visual seperti foto, audio, grafik, video pada konten yang diciptakan. Berbeda dengan media analog yang umumnya lebih banyak menyajikan teks saja. Penerbitan tulisan pada media analog membutuhkan biaya percetakan dengan jumlah yang cukup besar, dibanding media digital yang bahkan tidak ada biaya untuk menerbitkannya. Bahkan konten di media digital dapat diperbaharui, ditambahkan, dan dihapus kapan saja.

Pada dasarnya, menulis pada media analog dan digital sama-sama menciptakan tulisan yang jelas, ringkas, lengkap dan benar. Namun, banyaknya pengguna internet saat ini membuat siapapun dapat membuat tulisan yang isinya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. 

Untuk menulis pada media digital, penulis memiliki peran penting di dalamnya untuk menilai kredibilitas tulisan digital yang dibuatnya. Penulis media digital harus memenuhi tiga peran penting, yaitu pertama sebagai komunikator pesan (communicator of message), penulis digital diharapkan terampil dalam menyampaikan pesan secara provokatif, menarik, cerdas, atau mendalam.

Kedua, pengatur informasi (organizer of information), penulis digital harus memahami tulisan yang ia buat, penting atau tidak cukup penting untuk membantu pembaca mendapatkan informasi yang diinginkan. Ketiga, penerjemah (interpreter), penulis harus bisa menyalurkan pesan secara tepat sesuai dengan medianya. 

Hal tersebut berpengaruh pada pembaca yang menganggap bahwa informasi yang disebarkan melalui internet lebih kredibel dibanding informasi pada media analog. Mengingat mudahnya penerbitan, sangat memungkinkan informasi yang disebarkan tidak kredibel. Berbeda dengan media analog yang melewati proses verifikasi pada institusi  medianya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian ekstra untuk memilah informasi yang beredar di situs web.

Untuk membuat tulisan yang kredibel, penulis harus menghindari bias dalam penulisannya. Informasi yang ditulis harus objektif atau berdasarkan fakta, tidak dengan perspektif dan opini dari si penulis. Penulis harus mampu mengidentifikasi agar tulisan yang dibuatnya mendapatkan kepercayaan dari pembaca.

Maka dari itu, transparansi dan akuntabilitas penting dalam menulis. Penulis harus bersikap terbuka terhadap bias mereka, mempertimbangkan informasi baru, serta mengungkapkan sumber materi. Selain itu, penulis diharapkan mematuhi standar jurnalistik, sebagai bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas penulis atau organisasi media.

Berikut beberapa elemen untuk meningkatkan kredibilitas tulisan kepada pembacanya:

  • Navigasi situs yang mudah digunakan

  • Memiliki desain situs yang jelas untuk membedakan informasi dan iklan

  • Grafis berkualitas tinggi

  • Tulisan yang baik

  • Mencantumkan informasi kontak yang lengkap, serta akses di setiap halaman

  • Keahlian di bidang subjek

  • Menautkan link ke situs web lain yang relevan

Selain paparan di atas, desain dan elemen visual, hingga penggunaan iklan pada web juga mempengaruhi kredibilitas situs. Semakin banyak iklan, berarti semakin besar kredibilitas tulisan tersebut.

Menulis pada media analog harus mudah dibaca dan dipindai. Artinya, penulis harus memastikan informasi langsung ke intinya. Mengingat tulisan digital sering diakses melalui media digital seperti smartphone atau perangkat lainnya dengan layar kecil. Penulis harus memperhatikan kenyamanan membaca. 

Selain itu, bertujuan agar informasi dapat tersampaikan dengan ringkas dan jelas, dan juga mudah dicari dalam kolom pencarian. Karena informasi yang disampaikan melalui media digital bersifat fana, tidak seperti media analog, maka dibuat konteks dan tujuan penulisan harus jelas.

Layering dibutuhkan dalam membuat konten untuk memudahkan pemindaian. Informasi pada layering meliputi judul (headline), kalimat pembuka, ringkasan singkat, visual (foto atau grafik), audio atau video, dan link terkait. Pentingnya menautkan link pada konten, agar pembaca bisa menjelajah lebih luas lagi tanpa harus menunggu tulisan atau materi paling akhir.  

Media analog dan media digital memiliki keunggulan masing-masing. Tergantung tingkat kenyamanan pembaca untuk membaca konten tersebut. 

Daftar Pustaka

Caroll, B. (2010). Writing for Digital Media. New York: Routledge.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun