Mohon tunggu...
Caeciliang Ferlin
Caeciliang Ferlin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang mimpi besar terhadap kesejahteraan negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Mimpiku Dimulai dari Sampah Plastik

3 Juli 2024   21:05 Diperbarui: 6 Juli 2024   11:19 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Sampah Plastik -- Daur ulang sampah plastik dengan inovasi berkelanjutan dapat mengatasi masalah limbah ini | SHUTTERSTOCK/DawSS via Kompas.com

Sampah plastik menjadi momok keprihatinan. Oleh karena itu sampah plastik menjadi salah satu sampah yang wajib segera diselesaikan di Indonesia. Konon kabarnya, Indonesia merupakan negara kedua penghasil limbah plastik terbesar di dunia setelah Cina.

Menurut data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, limbah plastik yang dihasilkan Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Luar biasa besar.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,2 juta ton terbuang ke laut dan lebih akut lagi manakala sampah plastik sudah menjadi microplastics. Tentunya tidak sedikit ikan menyantap microplastics, dan kemudian tidak terelakan dimakan oleh manusia.

Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKNPSL) mengatakan Masyarakat Indonesia mengkonsumsi microplastics terbanyak di dunia. Lebih dahsyat lagi rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi 15 gram microplastics per-bulan-nya; bersumber dari lautan.  

Dr. Costas Velis dari Universitas Leeds memprediksikan sebanyak 1,3 miliar ton sampah plastik akan memenuhi daratan dan lautan pada tahun 2040 mendatang jika pola hidup primitif manusia tidak diubah. Hal ini mempertegas bahwa semengerikan itulah kondisi dunia dalam menghadapi sampah plastik (Gill, 2020)

Sementara itu diskusi tentang pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni pencemaran tanah, pencemaran udara dan pencemaran air. Dan sampah plastik dapat menjadi faktor utama zat pencemar di ketiga tempat tersebut.

Plastik yang telah tertimbun lama di dalam tanah tentunya akan mengakibatkan perubahan struktur tanah dan mentransfer zat-zat berbahaya yang akan berdampak pada manusia.

Di dalam air, keberadaan plastik tentu akan menjadi penghalang dalam kehidupan biota air, selain itu juga dapat menyebabkan perubahan kadar dan kesehatan air, sampah di laut ataupun sungai dapat terkonsumsi oleh ikan ataupun makhluk hidup yang ada di dalamnya. Di udara, plastik seringkali dimusnahkan dengan cara dibakar (Lutfi, 2004). 

Cara pembakaran yang tidak tepat dapat membahayakan lingkungan karena pembakaran plastik yang tidak sempurna dapat menghasilkan zat dioksin di udara dan dapat menjadi salah satu pemicu kanker, hepatitis, dan gangguan sistem saraf (Sirait, 2010).

Pemerintah sangat prihatin dengan situasi tersebut; maka mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan sampah dalam UU No 18 tahun 2008 menjadi hak dan kewajiban setiap orang. Namun secara meluas, peran serta pemerintah sangat penting untuk penanggulanganan masalah sampah.

Dalam (Reni Ariastuti, 2015) kemampuan pemerintah untuk mengelola sampah hanya mencapai 40,09 % di area perkotaan sedangkan di area pedesaan hanya sebesar 1,02%.

Pengelolaan sampah di Indonesia masih perlu banyak perbaikan. Mulai dari sampah yang ditumpuk secara bercampur di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), membuang sampah tanpa dipilah, membuat tingkat daur ulang yang rendah.

Dengan meningkatnya kesadaran Masyarakat tentang lingkungan hidup Masyarakat harus makin sadar akan dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan dan Kesehatan. Hal ini mendorong kita semua  mencari tahu Bagaimana cara untuk mengurangi sampah plastik. Di sinilah letak intervensi manusia.

Intervensi manusia dalam daur ulang sangat penting; agar proses daur ulang menjadi efektif dan efisien. Masyarakat dianjurkan untuk memisahkan sampah pada sumbernya, yaitu  sampah organik, sampah anorganik, dan Pemisahan sampah B3. Pemisahan ini memfasilitasi proses daur ulang dan meningkatkan kualitas bahan daur ulang. 

Karena keprihatinan akan sampah plastik yang makin banyak, maka Politeknik Industri Atmi Cikarang membuat ATMI Recycle Studio. ATMI Recycle Studio (ARS) adalah sebuah gerakan kepedulian terhadap masalah sampah plastic.

ARS yang berlokasi di kompleks ATMI (Akademik Teknik Mesin Industri ) Cikarang adalah juga bagian dari karya dari karya politeknik industri ATMI cikarang, sebuah Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi milik Jesuit.

ATMI Recycle Studio (ARS) yang berdiri pada pertengahan tahun 2022 muncul dari sebuah keprihatinan utama pada alam semesta yang rusak karena sampah plastic. 

Plastik sebuah benda material bukanlah yang utama dalam membawa masalah sampah plastik pada lingkungan namun perilaku manusia seperti throw-away culture, penciptaan produk secara massal, desain produk (multilayer yang sulit untuk di daur ulang ), hingga cara pembuangan sampah plastiklah yang utama dalam menyumbang masalah sampah pada lingkungan.

Visi & Misi ATMI Recycle Studio yaitu:

                            Memanusiakan Manusia Melalui Alam Semesta

Dengan  cara:

  • Membangun kesadaran untuk menjaga alam semesta ini
  • Mengajak semua orang bertindak kongkrat dalam memilah dan memilih sampah plastik (Gerakan peduli sampah plastik)
  • Mendalami industri kreatif dari sampah plastik
  • Sampah bisa menjadi donasi untuk keluarga Pra-sejahtera (mempunyai nilai ekonomis)

Visi Misi dan Gerakan ATMI Recycle ini diteguhkan oleh spirit Laudato Si, surat ajakan dari Paus Fransiskus, untuk Bersama sama peduli dan melakukan perubahan secara konkret pada masalah kondisi bumi sebagai tempat hidup Bersama dan menjadikan kondisi hidup manusia menjadi makin manusiawi.

Dari inspirasi dan spirit itu yang kemudian membawa kita untuk bergerak secara konkret dengan memilah dan memilih sampah-sampah plastik menurut jenis dan bahkan warnanya untuk kemudian membentuknya menjadi sebuah benda yang mempunyai fungsi atau nilai lebih.

Dalam Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus menuliskan argumen teologinya tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan. Dia menjelaskan kerusakan yang terus-terusan dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya dan spiritual modernitas. Solusinya, menurutnya membutuhkan pengorbanan dan “revolusi budaya” di seluruh dunia.

Paus Fransiskus mengatakan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga harus “memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu.” Paus Fransiskus mengatakan “konsumerisme yang tidak beretika” telah menyebabkan tingkat konsumsi yang menyebabkan memperparah kerusakan lingkungan. 

Paus Fransiskus mengajak setiap orang untuk membentuk jaringan sosial dengan tujuan menekan pemimpin politik untuk melakukan perubahan dan membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal atau pekerjaan akibat perubahan iklim. Dia juga mendesak agar masyarakat mengubah gaya hidup mereka, termasuk “menggunakan transportasi umum, atau naik mobil bersama-sama, dan menanam pohon serta mematikan lampu-lampu yang tidak digunakan."

Cara yang kami pakai dalam mengelola sampah plastik menjadi barang - barang yang cantik dan unik seperti dibawah ini: 

Sumber: Doc Politeknik Industri ATMI Cikarang
Sumber: Doc Politeknik Industri ATMI Cikarang

 Ini adalah gambar hasil karya ATMI recycle:

Sumber: Doc Politeknik Industri ATMI Cikarang
Sumber: Doc Politeknik Industri ATMI Cikarang

Para mahasiswa beasiswa melalui penjualan produk yang dihasilkan ATMI Recycle Studio ini berhasil menciptakan produk bernilai tinggi yang diminati oleh pasar.

Keuntungan dari penjualan produk-produk ini kemudian dialokasikan untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang membutuhkan khusus nya dalam hal keuangan, supaya para mahasiswa - mahasiswi beasiswa bisa fokus dalam studi tanpa harus terbebani oleh biaya pendidikan.

Selain memberikan dukungan finansial, ATMI Recycle Studio juga memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk terlibat langsung dalam proses produksi, dengan begitu mahasiswa-mahasiswi beasiswa dapat mengembangkan keterampilan dan memiliki standar yang relevan dengan industri, serta memperoleh pengalaman yang berharga.

Program ini tidak hanya menguntungkan mahasiswa dari segi finansial dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan limbah plastik, Recycle Studio ATMI memberikan contoh konkret tentang bagaimana inovasi dan kreativitas dapat digunakan untuk menghasilkan dampak positif bagi lingkungan dan mahasiswa terutama dalam bidang finasial.

Program ini juga menginspirasi mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi untuk masalah lingkungan, membentuk generasi yang lebih sadar akan pentingnya dampak plastik pada lingkungan. Inilah yang membedakan program Recycle Studio ATMI dari yang lain.

Dari pengolahan sampah bisa menjadi produk yang indah lalu diperjualbelikan di pasar sehingga bisa menjadi salah satu sumber dana beasiswa bagi puluhan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ATMI Cikarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun