Selanjutnya B diterima dengan penuh kegembiraan dan muncul lah rasa benci yang sangat besar terhadap pihak yang terlibat, atau tokoh tokoh di B. Digembar-gemborkan lah B di mana-mana, termasuk di komunitas komunitas luar yang tidak tahu menahu sama sekali.-
Apakah B sudah pasti benar? (Apakah tuduhan negatif terhadap B sudah pasti seperti itu?) Mari kita lihat lebih detail.
1. Dalam kontes 2 tahap itu, ternyata hasil kontes kedua sangat ditentukan oleh hasil kontes pertama. Artinya kedudukan pada kontes pertama sudah meramalkan kekalahan pada kontes kedua. Nah fakta ini seolah dihilangkan saat menyusun B.
2. Dalam menyusun narasi B tidak ada bukti yang mempunyai hubungan sebab akibat langsung. Yang ada hanya data tentang suatu aktivitas yang dianggap berhubungan langsung dengan B. Padahal sudah ada pernyataan dari pihak yang lebih formal bahwa aktivitas itu tidak berhubungan langsung. Namun B tetap dipertahankan dan dijual (disampaikan) terus menerus.
Nah yang menarik adalah adanya fakta bahwa pihak pihak yang dituduhkan di B, tidak melakukan perlawanan apa apa.Â
Padahal banyak sekali bukti terdengar bahwa pihak pihak yang dilibatkan di pernyataan B selalu dinarasikan dengan bahasa bahasa yang sangat menyudutkan. Dan jadilah pihak pihak di B dianggap kurang ajar, menusuk dari belakang, dan dibenci dengan setengah mati.
Namun titik terang muncul saat ada kontes berikutnya yang berhasil dimenangkannya. Pada kontes berikutnya ini juga dilakukan dua tahap.Â
Hasil pada tahap pertama sudah bisa diramalkan bahwa dia akan (pasti) memenangkan tahap kedua (kalau pada kontes pertama, hasil tahap pertama sudah meramalkan kekalahannya pada tahap kedua).Â
Dan benar, pada tahap kedua dia menang dengan gemilang. Dan kemenangan nya sekaligus mementahkah B (bahwa segala tuduhan kepada pihak pihak di B tidak benar)
Kalai begitu masih perlukah narasi B itu dipertahankan dan disimpan erat erat? Bukankah sebaiknya kepada semua yang menjadi "tokoh B" diucapkan terima kasih, karena berhasil memberikan satu "lobang" atau satu jalan keluar yang mengakibatkan "katarsis" sehingga tidak lagi dihinggapi perasaan bersalah ?
Hanya orang yang berjiwa besar dan mau melihat dengan kacamata baru yang mau mengucapkan terima kasih kepada orang yang dia benci.Â