Mohon tunggu...
Leqsi aprilia putri
Leqsi aprilia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Generasi Z

17 Juli 2022   18:28 Diperbarui: 17 Juli 2022   18:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita tentu tidak asing lagi mendengar yang namanya Generasi Z, kalaupun masih ada yang belum tau mungkin artikel ini bisa membuat kalian lebih mengenalnya. 

Di banyak analisis, para ahli menyatakan bahwa Generasi ini memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan Generasi sebelumnya. 

Cara berbicara mereka biasanya mencampurkan bahasa indonesia dengan bahasa inggris saat sedang ngobrol dengan temannya maupun keluarganya.

Orang-orang pastinya sangat sering menggunakan media sosial, karena dizaman sekarang ini kita tidak bisa terlepas dari informasi, pekerjaan, maupun kebutuhan. 

Sekarang siapapun bisa memanfaatkan media sosial dengan baik untuk kepentingan usaha ataupun aktifitas lainnya. Tapi, ada juga yang menyalah gunakan manfaat media sosial.

Generasi ini dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation). Ryan Jenkins (2017) dalam artikelnya berjudul "Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation" misalnya menyatakan bahwa Generasi Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi. 

Karakternya pun lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat kebanyakan. Satu hal yang menonjol, yaitu mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas.

Di zaman sekarang terutama di indonesia, anak muda sekarang tidak pernah merasakan lagi rasanya dipukuli orang tua pada era 80-90 an dulu. 

Dibandingkan dengan milenial, sekarang tentu yang lebih menguasai atau ahli di bidang teknologi itu adalah Generasi Z. Karena mereka bisa memanfaatkan teknologi untuk berjualan di media sosial dengan baik dan sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri melalui teknologi yang bisa digunakan pada saat kapanpun dan dimanapun.

Generasi Z yang masih kecil tetapi kadang pikiran mereka sudah terlebih dahulu dewasa dari umur mereka, karena berbedanya era dan cepatnya pertumbuhan otak yang bisa saja karena mereka terlalu mengenal teknologi sedari kecilnya ataupun pendidikan dari orang tua yang bisa memperkenalkan bisnis kepada anaknya dari kecil. Mungkin, karna itu juga banyak yang tidak suka dengan Generasi Z yang terlalu aktif di media sosial.

Dari cara berbahasanya Generasi Z pun tentu berbeda dengan milenial. Anak-anak sangat jago dalam berbahasa asing, ada banyak hal yang membuat kenapa anak ini lebih fasih berbahasa asing, tanpa kita sadari salah satu faktornya, yaitu lewat game yang sering mereka mainkan ataupun melihat vidio yang ada di YouTube dari kecil, sehingga itu membuat mereka bisa dan lancar. Zaman sekarang perkembangannya tentu sangat jauh berbeda.

Ambisi gen z menjadi dominan terutama di indonesia, masyarakatnya yang sangat ambis akan berbagai macam hal terutama dalam bidang perekonomian. Dan mereka juga tidak suka hal yang membuat mereka kesusahan. Ingin cepat sukses tanpa melalui proses yang panjang.

Gen Z menyukai atau menggemari idol luar negri terutama yg berhubungan dengan music dan ketertarikan mereka terhadap paras tampan dan cantik. Yang sering kita dengar juga banyak di kalangan mereka lebih menyukai Idol KPOP dan JPOP.

Kebanyakan orang sering beranggapan bahwa Generasi ini pada saat muncul trauma, bukannya berusaha untuk sembuh malah mencari pelarian dan selalu menjadikan traumanya sebagai alasan untuk sesuatu.  Tapi, nyatanya anak-anak ini termasuk orang yang lebih pintar dalam berbagai hal, salah satunya dalam hal percintaan mereka lebih pintar mengaturnya dan cenderung pikiran mereka lebih dulu dewasa daripada umurnya.

Orang-orang sering menyebutnya pemalas, ambis gede tapi maunya instan, mindsetnya jelek dan banyak lagi. Tapi tahukah kalian kalau sebenarnya diam-diam mereka menghasilkan uang dengan caranya sendiri dan dengan rebahan pun mereka dengan mudah mendapatkan uang. Jadi, jangan menilai orang yang cuman diam dirumah itu pemalas, tetapi orang yang tidak mengeluarkan tenaga untuk bekerja bisa saja mengeluarkan pikirannya untuk menghasilkan uang dengan kecerdasannya saja.

Kalau orang tuanya pintar mendidik anaknya pasti anak tersebut akan menjadi anak yang berguna kedepannya. Dan mindset orang-orang juga tentang Generasi Z yang buruk itu dihilangkan agar dunia ini menjadi tentrama, mau Generasi Z ataupun bukan itu tetap sama saja yg berbeda itu tidak ada hanya saja  di teknologi dan pengetahuannya saja Generasi ini lebih mengenalinya.

Hampir di semua media online anak ini lebih aktif, salah satunya di aplikasi tiktok, di sana mereka bisa berjualan, membuat koten yang menarik supaya dikenal oleh orang banyak sehingga kalau sudah terkenal mempermudah dagangan mereka menjadi banyak pembelinya, kenapa kebanyakan orang memilih tiktok untuk berjualan? Ya karena di tiktok sangat mudah sekali untuk For You Page (FYP). 

Makanya, kita sudah diberi manfaat yang banyak sekali oleh Allah SWT sebaiknya gunakan lah seberguna mungkin dengan baik, tunjukan kalau orang lain bisa sukses kenapa kita tidak. Belajarlah dari sekarang untuk memanfaatkan teknologi dan sering bersyukur. Berjualan pun tanpa harus turun ke lapangan, cukup dengan live di tiktok maupun aplikasi lainnya. 

Seperti yang telah kita ketahui kalau anak-anak ini tidak lepass dari teknologi terutama handphon. Handphon Generasi Z pun bisa dibilang mahal mahal dan fashion mereka keren-keren, jadi tidak heran lagi kalau zaman sekarang perbedaannya cukup jauh.

Beberapa hal negatif yang di kenal pada diri generasi z menurut orang orang, yaitu terlalu berambis, suka hal yang instan, cenderung malas, suka membandingkan, terlalu bebas di media sosial, lebih cuek, dan juga cerdas.

Terlalu berambis, dalam hidupnya tetapi mengarah ke sesuatu yang positif, tapi kalau tidak di kontrol ambis itu juga bisa menjadi ke arah yang negatif kalau tidak di kontrol dengan baik. Suka hal yang instan, dalam hal apapun yang tidak mempersulit hidup mereka, sebenarnya di gen milenial juga sama mau yang instan jadi, generasi apapun itu sama-sama mau yang instan. 

Cenderung malas, dalam hal yang sulit dikerjakan membutuhkan proses begitu panjang, nah jadi rasa malas itu juga masuk ke sisi negatif. Suka membandingkan, dalam hal membandingkan diri sendiri, sehingga generasi ini sangat mudah mengalami depresi. 

Terlalu bebas di media sosial, Generasi Z ini mengenal teknologi dengan sangat baik sehingga ada beberapa yang menggunakan nya dengan cara yang tidak bijak atau bisa dikatakan juga terlalu bebas. Lebih cuek, cuek dengan kehidupan sosial, gen z cenderung lebih fokus ke diri dia sendiri tanpa harus bersosialisasi terhadap orang.

Hubungan Generasi Z dengan ke Indonesiaan yaitu dalam berbagai peringatan nasional, jamak memang keragaman budaya lokal Indonesia ditampilkan lewat deretan penggunaan pakaian, lagu, dan atribut kedaerahan. TikTok adalah sebuah platform media sosial yang bertumpu pada format video pendek yang terus-menerus berganti sebagian besar pengguna TikTok adalah anak muda, yaitu Ganerasi Z. Mereka bisa berkreasi melalui media tersebut untuk memperkenalkan budaya maupun bakatnya.

Di tiktok juga banyak yang memasukan berita yang baru sehingga viralnya pun cepat karena orang indonesia sekarang lebih suka scrol tiktok dari pada nonton televisi. Oleh karna itu, banyak sekali orang orang yang memasuka berita agar orang-orang bisa mengetahui informasi tanpa harus menonton di televisi.

Jadi, kita sebagai warga indonesia, kita itu harus menerima mereka yang jauh lebih menguasai teknologi dengan cepat karena zaman berkemba pada saat generasi mereka. Jangan membandingkan milenial danGenerasi Z, oh tentu berbanding jauh, semua punya era dan rezekinya yang berbeda beda. Jadi, sebenarnya musuh masyarakat itu buka anak-anak ini, jadi stop menjelek jelekan mereka, karena tidak semua orang  buruk, dan tidak semua orang juga yang mudah untuk menerima.

Kehidupan itu kita sendiri yang menjalaninya, maka dari itu percayalah semua ada jalannya masing-masing. Mungkin generasi-generasi yang lain pun bisa meniru atau mengikuti cara Generasi Z mencari penghasilan tanpa mengeluarkan keringat lelahnya.
Peran Generasi Z dimasa pandemi dan dunia kerja dimasadepan

Generasi Z merupakan mayoritas dari Penduduk Indonesia. Sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan Bangsa Indonesia. Tingkat pengguna media sosial di Indonesia terbilang sangat tinggi. Dari data Hootsuite Januari 2021, pengguna aktif media sosial di Indonesia sebesar 170 juta, atau 61,8% dari jumlah penduduk Indonesia.Masih dari data yang sama, terdapat lima besar media sosial yang digunakan di Indonesia antara lain Youtube, WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter.
-Media sosial
-Divisi komunitas
-Lembaga non profit
-Manjer pemasaran

Daftar Pustaka :
https://puslitjakdikbud.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/6226d6df12cfc/memahami-karakteristik-dan-ciri-ciri-generasi-z
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/02/24/060818/inilah-perbedaan-karakteristik-generasi-x-y-dan-z-relate-banget
https://diskominfo.jemberkab.go.id/blog/detail/Peran-Generasi-Z-dalam-Menghadapi-Informasi-di-Masa-Pandemi-Covid-19
https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/gen-z-dan-dunia-kerja-di-masa-pandemi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun