Mohon tunggu...
byunrahma
byunrahma Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 2 Magelang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary Salsabella

21 November 2020   15:01 Diperbarui: 21 November 2020   15:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Bella yang tak tahu harus merespon apa hanya meneteskan air matanya saat mendengar perkataan ayahnya. Ia masih tak percaya kenapa ia mengidap penyakit itu. Ia tak tahu kenapa Tuhan memberikan cobaan ini kepada dirinya.

            "Iya yah, Bella akan tetap semangat untuk sembuh. Bella tak akan putus asa. Bella pasti bisa sembuh. Ayah, ibu, sama kakak jangan khawatir. Bella pasti bisa," ucap Bella. "Ah, Bella mau ke tidur lebih awal untuk hari ini. Terima kasih untuk ayah dan ibu yang memberitahu Bella akan penyakit Bella. Terimakasih untuk keluarga kecil ini yang selalu mendukung Bella. Terima kasih dan Bella sayang kalian," lanjutnya. Dan kemudian, Bella berjalan menuju kamarnya.

            Di kamar, Bella kembali menangis. Ia merasa tak adil. Kenapa harus dirinya? Kenapa tidak orang lain saja? Bella 'protes' kepada Tuhan dalam hatinya. Kenapa aku Tuhan? Bella masih punya mimpi yang ingin Bella capai. Bella masih ingin membanggakan ayah, ibu, dan kakak Bella. Kenapa harus Bella? Kenapa harus sekarang? Bella masih ingin melihat keluarga dan teman-teman Bella. Bella menangis sejadi-jadinya. Namun Bella ingat kata ayahnya. Ia tak boleh putus asa. Ia harus semangat. Ia pasti bisa.

            Hari-hari berikutnya, Bella tetap melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun, kondisi tubuh Bella semakin kurus dan ia semakin merasa lemas. Yang pada awalnya Bella menolak untuk melakukan kemoterapi dengan alasan takut, kini Bella memutuskan akan melakukan kemoterapi secara rutin. Dan benar saja, ia selalu datang ke rumah sakit untuk kemoterapi sesuai jadwal, tak pernah terlewat sekali saja. Teman-teman Bella pun akhirnya mengetahui bahwa Bella mengidap kanker darah. Mereka pun tetap mensupport Bella agar tetap semangat melawan penyakitnya itu. Dengan dorongan dari orang-orang yang ia cintai, Bella yakin ia pasti akan sembuh.

            Setelah melakukan berbagai pengobatan, akhirnya Bella sembuh dari sakitnya. Ia sangat bahagia. Ia bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama orang yang ia cintai lagi.

            "Bella sembuh yah, Bella bisa sembuh," ucap Bella dengan mebahan air matanya. Ayahnya yang mendengar itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Tangis haru memenuhi rumah yang dihuni keluarga kecil itu. Pada hari-hari berikutnya, Bella pun sudah melakukan aktivitasnya kembali. Ia kembali bersekolah setelah beberapa lama. Di sekolah pun, ia disambut oleh ketiga temannya itu. Namun pada suatu hari, Bella merasakan hal yang sama ketika ia sakit. Ia merasa pusing dan sering mimisan. Bella pun memutuskan untuk bicara kepada keluarganya dan mereka memutuskan untuk memeriksa keadaan Bella lagi. Sayangnya, hasil pemeriksaan Bella tak sesuai harapan mereka. Sel kanker itu muncul lagi pada tubuh Bella.

            Saat ini, Bella hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Ia tak mau berburuk sangka kembali seperti dulu. Ia akan terus berjuang, bagaimanapun caranya. Tanpa Bella sadari, setelah divonis mengidap kanker lagi, Bella kini sering menulis sebuah diary. Ia lakukan itu untuk mencurahkan semua isi hatinya, semua yang ia rasakan. Ia tak mampu bercerita kepada teman atau keluarganya. Bella tak ingin menambah kekhawatiran mereka. Cukup Bella saja yang merasakan semuanya. Hanya itu yang dipikiran Bella.

            Bella terus menerus merasakan sakitnya kemoterapi. Tapi akan ia tahan demi membuktikan bahwa kepada keluarga dan teman-temannya bahwa ia bisa sembuh. Ia bisa melewati semuanya. Karena kondisi Bella yang saat ini terus menurun, akhirnya Bella pun dirawat di rumah sakit. Ketiga temannya pun sering mengunjungi Bella usai pulang sekolah. Bella membawa diarynya ke rumah sakit. Terkadang ia menulis saat tak ada orang yang bersamanya. Ia tak mau orang lain membaca isi diarynya.

            Bandung, 06 Agustus 2018

            Tuhan, Bella akan terus bersyukur kepada-Mu karena telah mengirimkan orang-orang yang menyayangi Bella. Yang terus mendukung Bella dalam keadaan apapun. 

            Bella tak akan protes seperti dulu lagi. Bella yakin bahwa ini adalah jalan Bella. Bella akan terus berusaha, entah apa hasilnya nanti. Tapi jika bisa, biarkan Bella sembuh untuk kedua kalinya, Tuhan. Bella ingin memberikan kenangan yang indah kepada keluarga Bella dan teman-teman Bella. Tapi jika Engkau tak memberi kesempatan itu, jadikanlah momen-momen terakhir Bella bersama mereka menjadi momen yang bahagia Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun