Mohon tunggu...
Byron Kaffka
Byron Kaffka Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen | Misteri Sensualitas

29 Agustus 2017   01:29 Diperbarui: 29 Agustus 2017   02:03 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah itu jawabannya! Kalau udah konak berasa nagih kebutuhan biologis, kita bisa gak pake lagi logika, beib. Makanya, maaf nih ane sok alim, "jangan dekati zina!"

Ane kek munafik beuud, jelasinnya! Haha.

"Ya emang jangan mendekati zina. Hukumnya dalam ajaran Islam udah jelas, haram! Setan kan, emang paling doyan menambah-nambah kenikmatan semu dalam hubungan nggak halal. Misalkan nih ya, ada orang yang selama pacaran terbiasa berhubungan bebas, kek 'ML- jor-joran. Setelah jadi pasangan sah, malah gak sesemangat kek sebelum-sebelum meried."

"Itu mengapa seks adalah misteri, terlalu terbuka malah akan merindukan misterinya." Berselingkuh!

"Ya berasa jadi gak ada tantangannya. Sama halnya dengan cewek yang terlalu mudah didapatkan, biasanya juga begitu mudah dilepaskan, terus didepak! Ih jahat, jahat, jahat! Kamu jangan kek gitu, By."

Bibirku tersenyum, binar matanya menatap penuh harap, tanganku merangkul tubuh sintal si harem di balik busana malamnya yang transfaran, nyaris tak berwarna. lalu menariknya ke dalam pelukan di dadaku, "Tidak." Bisikku lirih menggoda ke telinganya.

Itulah misteri sensualitas, lelaki butuh merasa nyaman, perempuan butuh merasa aman. Sinyal bio kimiawi mulai bereaksi, di antara kami, lewat percakapan intim di peraduan pasutri.

#AbyKahfi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun