Mohon tunggu...
Byron Kaffka
Byron Kaffka Mohon Tunggu... Karyawan -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerpen | Misteri Sensualitas

29 Agustus 2017   01:29 Diperbarui: 29 Agustus 2017   02:03 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan ini udah suuzon banget dah, seolah-olah kalau cowok itu menganggap cewek gak beda ban serep. Emang segitu jeleknya cowok di mata perempuan? "Ya gak kek gitu juga, beib." Ane berkilah.

"Kebanyakan, By! Gak semua." Pungkasnya, meralat, tangannya menjawel hidung ane, ADUH!

"Itu karena cowok, gak mau nyakitin cewek, beib." Terpaksa jadi menjelaskan panjang kali lebar, pake rumus matematika geometri, menghitung keliling ruang. "Karena apapun alasannya, kejadiannya tetap ajah, cowok yang bakal disalahin. Kenapa juga selalu cowok yang harus bertanggungjawab atas kegagalan hubungan, kenapa enggak cewek aja yang ngaca? Padahal cewek ke mana-mana bawa kaca!"

Kali ini Humaira tertawa, "Kan udah jadi kesepakatan dunia, kalau perempuan selalu benar. Makanya toiletnya sebelah kanan, Right?" Katanya berfilosofi. "Ya pastinya, gak semua penyebab gagalnya hubungan itu karena salah cowok, By. Banyak juga disebabkan ceweknya yang bikin ilfeel. Tapi karena cowok kebanyakan lebih memilih menghindari perdebatan dengan cewek, sikap diam mereka yang menyebabkan mereka seolah-olah benar-benar bersalah."

"Jadi bukan kebetulan, kalau perempuan itu selalu kebelet? Kebelet belanja diskons, kebelet dandan, kebelet maried, kebelet dimanja-manja, Haha... Makanya ukuran perempuan pake toilet?" Haha. Bablas!

"Ih jahat!" Timpal Humaira manja, tangannya menyeruak ke balik selimut, mencubit pinggangku, AKHH! Jadi bikin meringis. Awas salah nyubit, eneg tau! Tapi tangannya malah naik ke selangkang, meraba penisku yang kuncup, menstimulan, beranjak bangkit.

Humaira menerangkan, "Cewek itu emang ribet. By." Stimulasi tangannya bermain, halus. Nafasku mulai berat. Ia lanjut bicara, "Mau apapun itu, pasti mikirnya panjang. Tapi kalo udah jatuh cinta, juga gampang jadi bodoh. Kami para perempuan lebih mengedepankan emosi ketimbang logika. Sedangkan jarang kan, ada cowok yang memutuskan masih tetap bersama setelah perselingkuhan pasangannya, malah lebih dari itu dihakimi dan dilebeli sebagai perempuan jalang, sedangkan kalau lelaki kek maqlum-maqlum ajah selingkuh. Beda sama cewek yang diselingkuhi, kebanyakan masih mau mempertahankan hubungan yang udah rusak akut, karena terlalu cinta lah, takut menjomblo lah, takut menjanda, takut kesepian, atau apa kata orang bercerai, dan sebagainya bla bla bla."

Percakapan mulai intim, dan hangat, "Itu sebabnya, cewek harus tahan rasa, tahan harga, sebelum jelas betul juntrungan cowoknya kek apa. Cowok itu harus kharismatik dan bertanggungjawab, beda sama perempuan, syaratnya harus cantik. Makanya perempuan itu pencemburu, kalau lakinya ngelirik atau ada perempuan lewat depan hidung punya kualitas lebih dari dirinya, entah dari makeup, kinclong, atau boob double size."

"Kamu gak boleh gitu, by." Sahut Humaira, "Tapi memang ya, sebagai perempuan aku juga suka sebel sama golongan dari kami yang begitu mudah jatuh cinta, terpikat oleh penampilan megah atau mulut manis pria. Banyak korban udah diapa-apain, tapi pas mau minta pertanggungjawaban, justru nggak tahu di mana tuh cowok, nggak tahu siapa keluarga, teman-temannya dan cuma bermodalkan nope dan akun medsos. Intinya kalo cowok baik-baik, terus tulus, nggak bakalan maulah merusak kehormatan ceweknya, sebelum dikhitbah. Jangan cuma karena takut jadi perawan tua, asal ada yang mendekat, langsung diterima, tanpa menyelidiki bibit, bebet dan bobotnya dulu, kan bisa ajah modus." Idealnya sih begitu, walau faktanya enggak! Tapi ane biarin ajah Harem ngomong kek gitu.

"Beb, apa yang membuat perempuan tertarik secara seksual sama cowok? Dari melihat, meraba atau diraba? Atau semuanya?" Tukasku, melempar retorika.

"Sama kek kamu ingin aku cantik, aku juga suka body mascular atletismu, By." Lalu ia mengecup bawah rahangku. "Emang sih, gak dipungkiri ada beberapa dari fisik pria yang membuat perempuan bergairah, ehem ehem kek gitu, walaupun nggak bisa dijadikan patokan juga. Kami itu umumnya bukanlah makhluk visual, seperti kalian para pria yang mudah terpikat oleh penampilan fisik bahenol, dangkal banget kan, cowok?" Ujarnya, di sela ucapan, mencemooh. "Kami lebih mengandalkan kenyamanam secara emosional. Jadi untuk daya tarik seksual, konteksnya bisa berbeda-beda. Ada yang merasa tergoda oleh kecerdasan, kelembutan, juga keberanian cowok juga tak kalah terlihat sexy di mata cewek. Ada yang bergairah dengan suara berat pria, cambang, bulu dada, tubuh atletis, gaya berbicara, semacam itulah, nggak tau ahh Kalau bicara fisik..." Lirihnya, memainkan tangan mengelus batang organ intim yang mulai menegang, dalam percakapan intim kami, " Kalau masalah emosional, itu relatif sih, By."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun