Sisa euphoria itu masih ada setelah menyaksikan Itaewon Class dalam tayangan terakhir drama ini. Aku pikir, akhir  penayangan drama dengan nasib mengenaskan tentu tidak dirasakan oleh Park Saeroyi, si pemeran utama dengan kisah pilunya ini terkenal disepanjang penayangan drama.Â
Berawal dari kepindahannya di sekolah hingga dirinya yang bertemu Oh Soo-ah, perempuan yang dalam perjalanannya mengisi ruang hatinya. Dia yang antisosial, begitu congkak dalam memandang kehidupan sampai akhirnya terlibat perkelahian dengan Jang Geun-woo. Sialnya, Geun-woo merupakan anak dari bos dimana ayahnya bekerja menjadi juru masak, pemilik kedai makanan terkenal dengan perusahaan yang mengelola bernama Jangga.
Jang Dae-hee --si pemiliki Jangga hanya berkeinginan supaya Saeroyi berlutut seraya meminta maaf, masalah selesai, tetapi tidak kunjung Saeroyi turuti. Menurut Saeroyi ini bagian dari prinsip, dia tidak merisak siapapun dirinya hanya merasa tidak tahan dengan kelakuan semena-mena Geun-woo pada siswa lain. Selama tidak berasalah jangan meminta maaf, begitu Saeroyi menjalani kehidupan yang diajarkan ayahnya.
Imbasnya dia dikeluarkan dari sekolah. Berita lainnya sang ayah meninggal dengan kasus tabrak lari, yang diketahui identitas penabrak itu ialah Geun-woo. Penulis membuat takdir Saeroyi hanya berkaitan dengan keluarga ini, begitu sial hidupnya ditulis. Meski begitu, kisah pilu yang kerapkali dihadirkan, Saeroyi tetaplah diberi kebahagiaan di akhir penayangan drama.Â
Selain berhasil mewujudkan kedai Danbam, menjadi CEO di perusahaan Itaewon Class yang menaungi kedai, akhirnya dia menaklukkan Jangga hingga dibawah kendalinya, juga memiliki kesempatan untuk mengakui perasaan cintanya pada Jo Yi-seo. Wait, nasib Soo-ah?
Sebelum itu, Jang Dae-hee akan terlebih dahulu dibahas. Apakah dia mengenaskan dalam penayang episode akhir? Kurasa iya. Kerut di wajahnya menandakan bahwa dia telah menjadi pria sepuh yang tidak lagi bisa menegakkan dagunya. Tertunduk memohon belas kasih pada Saeroyi yang dianggapnya menjadi mainan menarik.Â
Itu dilakukan bukan berdasar ketulusan merasa kalah, melainkan kepentingan untuk setidaknya Jangga biarlah dipimpin orang lain karena pada kenyataannya sudah dinyatakan bangkrut, asal bukan seorang Park Saeroyi yang menggantikan posisinya. Ego yang tidak ikut serta miskin sepertinya. Jadi, kurasa itu tetap mengenaskan, tetapi tidak cukup mengesankan karena memang haruslah dibuat begitu Jang Dae-hee ini.
Nasib yang paling menyedihkan itu jatuh kepada Jang Geun-soo dan Oh Soo-ah, menurutku. Jang Geun-soo sendiri merupakan anak yang dilahirkan dari perempuan simpanan Jang Dae-hee. Dia tidak terurus meski hidup ditengah rumah megah.Â
Semasa hidupnya hanya untuk mengingat kenangan bogeman mentah yang kerap dilakukan kakaknya, Jang Geun-woo. Geun-soo beranjak dewasa dan berteman dengan sosiopat bernama Jo Yi-seo. Geun-soo yang terbiasa hidup menjadi pecundang dengan menyimpan rasa pada Yi-seo yang justru dimanfaatkan oleh sosiopat itu. Pertemanan mereka membawa keduanya bertemu dengan Park Saeroyi berambut chestnut, Yi-seo justru menyukai Saeroyi.
Betapa aku ingin marah dengan kejadian akhir penculikan ini, dimana Yi-seo memilih menyelamatkan diri dengan mempertaruhkan Geun-soo sendirian untuk melawan penjahat. Itu berakhir dengan penusukan. Geun-soo yang mengenaskan, tetapi aku yang berperan sebagai penonton justru menuntut permintaan maaf Yi-seo atas kejadian ini. Benar-benar sosiopat, tetapi Geun-soo bahkan Saeroyi tetap jatuh hati padanya. Perannya badass memang.
Oh Soo-ah ini merupakan cinta pertama bagi Saeroyi. Di episode awal-awal sempat dibuat oleng supaya Saeroyi dan Soo-ah menjadi pasangan, mereka manis jika disatukan dalam satu frame. Namun, Soo-ah terlampau percaya diri dalam hal ini jikalau perasaan Saeroyi tidak akan berubah sebagaimana ia berprinsip menjatuhkan Jangga.Â
Dirinya menunggu hari dimana Saeroyi menjadikannya pengangguran hingga mengharuskannya keluar dari Jangga. Aku menerka-nerka selama ini, hanya Saeroyi yang berjuang dengan cintanya disini, Soo-ah tinggal menunggu. Namun, setelah penayangan drama berakhir, menguak Soo-ah yang bukan tidak melakukan apapun. Dia berjuang dengan caranya, melaporkan bagaimana liciknya pimpinan Jangga, Jang Dae-hee. Atas bukti penggelapan yang dia laporkan, goyalah perusahaan bersar tersebut.
Cinta Park Saeroyi memang masih bersemi, bedanya hanya berpindah objek. Tujuannya bukan lagi pada Soo-ah. Yi-seo betapapun ada sisi dimana dirinya patut dibenci, dia hanyalah memandang dunia ini secara logis. Manusia di dunia tentunya bergerak dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Nah, di sisi Park Saeroyi, Jo Yi-seo kelak akan belajar banyak hal tentang sisi lain kehidupan.
Jo Yi-seo yang memandang kehidupan adalah hal membosankan, sehingga memilih untuk tidak dilahirkan. Park Saeroyi menyadarkanku dengan naskahnya tentang ada hal-hal terjadi diluar dugaan, dimana itu hanya bisa digerakkan oleh Tuhan, seperti pertemuan dengan seseorang. Mungkin kegiatan kita bersifat repetitif, tetapi makna yang dihadirkan tentunya berbeda-beda, tinggal bagaimana kita mencerna tiap kejadian.Â
Hidup yang menurut Jo Yi-seo membosankan, hanya dibatasi sampai dibawah umur 100 tahun itu, tetapi setiap hari yang akan dijalani tidak ada satupun yang bisa ditebak. Walau banyak hari sulit dan penuh kesedihan, terkadang hal-hal menyenangkan terjadi. Sebab pertemuan dengan seseorang, bisa jadi Allah hadirkan banyak hal menyenangkan terjadi setelahnya. Semangat, kamu dan aku tidak boleh berputus asa.
Noted:
Untuk semua hal yang terjadi dikehidupan Park Saeroyi, satu hal yang tidak kusetujui; dendamnya. Aku mempelajarinya betapa itu merupakan hal yang melelahkan. Mungkin dengan begitu kita termotivasi untuk sukses, tetapi hari-hari yang dilalui tanpa pernah mendapat ketenangan.Â
Saeroyi bahkan mengakui bahwa dia tidak bisa tidur tenang tiap malamnya, karena selalu teringat kenangan menyakitkan. Aku percaya, dendam hanya menyisakan rasa melelahkan. Hanya lakukan membuang ruang kosong hati kita dari hal-hal menyakitkan mulai sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H