Dirinya menunggu hari dimana Saeroyi menjadikannya pengangguran hingga mengharuskannya keluar dari Jangga. Aku menerka-nerka selama ini, hanya Saeroyi yang berjuang dengan cintanya disini, Soo-ah tinggal menunggu. Namun, setelah penayangan drama berakhir, menguak Soo-ah yang bukan tidak melakukan apapun. Dia berjuang dengan caranya, melaporkan bagaimana liciknya pimpinan Jangga, Jang Dae-hee. Atas bukti penggelapan yang dia laporkan, goyalah perusahaan bersar tersebut.
Cinta Park Saeroyi memang masih bersemi, bedanya hanya berpindah objek. Tujuannya bukan lagi pada Soo-ah. Yi-seo betapapun ada sisi dimana dirinya patut dibenci, dia hanyalah memandang dunia ini secara logis. Manusia di dunia tentunya bergerak dengan kepentingannya sendiri-sendiri. Nah, di sisi Park Saeroyi, Jo Yi-seo kelak akan belajar banyak hal tentang sisi lain kehidupan.
Jo Yi-seo yang memandang kehidupan adalah hal membosankan, sehingga memilih untuk tidak dilahirkan. Park Saeroyi menyadarkanku dengan naskahnya tentang ada hal-hal terjadi diluar dugaan, dimana itu hanya bisa digerakkan oleh Tuhan, seperti pertemuan dengan seseorang. Mungkin kegiatan kita bersifat repetitif, tetapi makna yang dihadirkan tentunya berbeda-beda, tinggal bagaimana kita mencerna tiap kejadian.Â
Hidup yang menurut Jo Yi-seo membosankan, hanya dibatasi sampai dibawah umur 100 tahun itu, tetapi setiap hari yang akan dijalani tidak ada satupun yang bisa ditebak. Walau banyak hari sulit dan penuh kesedihan, terkadang hal-hal menyenangkan terjadi. Sebab pertemuan dengan seseorang, bisa jadi Allah hadirkan banyak hal menyenangkan terjadi setelahnya. Semangat, kamu dan aku tidak boleh berputus asa.
Noted:
Untuk semua hal yang terjadi dikehidupan Park Saeroyi, satu hal yang tidak kusetujui; dendamnya. Aku mempelajarinya betapa itu merupakan hal yang melelahkan. Mungkin dengan begitu kita termotivasi untuk sukses, tetapi hari-hari yang dilalui tanpa pernah mendapat ketenangan.Â
Saeroyi bahkan mengakui bahwa dia tidak bisa tidur tenang tiap malamnya, karena selalu teringat kenangan menyakitkan. Aku percaya, dendam hanya menyisakan rasa melelahkan. Hanya lakukan membuang ruang kosong hati kita dari hal-hal menyakitkan mulai sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H