Mohon tunggu...
Heru Gunawan
Heru Gunawan Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

manusia pendiam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Kehidupan Seorang Konten Kreator

7 Juni 2021   12:17 Diperbarui: 22 Juni 2021   19:58 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak akun yang membuat konten tentang shopee haul. Konten shopee haul merupakan konten yang membicarakan tentang barang-barang yang mereka beli di shopee. Jika video kalian banyak ditonton tidak menutup kemungkinan kalian akan mendapatkan endorse atau juga menjadi brand ambassador dari shopee. Intinya semangat untuk berkarya, lakukanlah hal yang kalian suka itu merupakan jalan menuju kesuksesan.

Kekurangan platform tiktok menurut saya terlalu bebas untuk segala kalangan, terutama untuk anak-anak yang potensial menjadi korban kejahatan, seperti cyber bullying, eksploitasi, atau pedofilia. Namun tiktok sudah melalukan penghapusan konten jika konten yang dibuat terlalu vulgar atau menampilkan hal-hal yang tidak baik untuk anak-anak. Tapi yang dilakukan oleh pihak tiktok belom merata, masih ada konten-konten yang tidak baik untuk anak-anak masih tersebar luas.

Agar produksi konten diindonesia menjadi sehat, menurut saya pihat penyedia platform harus memiliki batasan-batasan isi dalam vidoe yang di unggah. Maksudnya penyedia platform harus memiliki tim yang memeriksa konten tersebut sebelum di unggah ke media sosial. Ini juga perlu dukungan dari audiens, jika sekiranya konten yang dibuat tidak sehat audiens juga bisa melaporkan konten tersebut ke pihak platform atau berkomentar sebaiknya buatlah konten yang sehat agar indonesia menjadi lebih baik.

Seperti Chandra liow sebagai seorang konten kreator youtubers ia menegaskan mengutaman kualitas dibandingkan kuantitas ketika membuat konten youtube. Menurut dia konten yang mengedepankan kualitas tidak akan terbatas waktu sehingga dapat dikenang sebagai karya setiap orang. Kebanyakan masyarakat menyukai suka seperti itu (konten yang menjual kuantitas). Jadi kalau yang mereka suka, gue ga bisa bilang mereka enggak boleh nonton itu.

Salah satu konten yang menjual kuantitas adalah konten-konten receh atau yang tidak penting untuk khalayak.
Konten jenis seperti itu justru banyak diminati masyarakat karena tak harus membuat mereka berpikir saat menyaksikannya dan malah terhibur. Bukan salah yang buat kontennya, tapi penikmatinya memang suka yang receh-receh. Hal tersebut justru menjadi market terbesar diIndonesia. Hal inilah yang membuat konten di Indonesia belum semuanya sehat. 

Itulah cerita saya  tentang kehidupan seorang konten kreator menurut pengalam saya sendiri. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun