Mohon tunggu...
Buyung Okita
Buyung Okita Mohon Tunggu... Lainnya - Spesialis Nasi Goreng Babat

Mantan Pembalap Odong-odong

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Moral di Jepang

29 Juli 2020   14:01 Diperbarui: 29 Juli 2020   19:45 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SD di Jepang makan siang. Kyodonews.net

Pendidikan moral dewasa ini selalu menjadi isu yang penting di masyarakat, terutama di sekolah atau satuan pendidikan. Pendidikan di Indonesia pun tak luput mengangkat isu ini baik kedalam kebijakan maupun implementasinya di tiap satuan pendidikan. Metode dan isi konten yang di implementasikan pun mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Jepang yang dikenal memiliki stereotipe implementasi pendidikan moral yang baik pun tetap mengalami dinamika dan ada beberapa isu yang belum dapat ditangani, salah satunya bullying atau perundungan. Implementasi dan isi kontennya pun mengalami perubahan seiring waktu. 

Setiap bangsa dan masyarakat yang tinggal di wilayahnya memiliki nilai dan norma  yang unik dan berlaku. Hal itu membentuk karakteristik masyarakat, adat budaya dan  kearifan lokalnya. Dan dapat dipahami bahwa belum tentu nilai norma dari bangsa lain dapat diimplementasikan dan diterima jika diterapkan di suatu negara lainnya, terlebih bagi negara yang memiliki latar belakang budaya yang sangat berbeda.

Tetapi mari kita coba sedikit menengok bagaimana pendidikan moral di Jepang, dimana Jpang dan Indonesia merupakan sama-sama negara Asia, yang sedikit banyak memiliki kesamaan dengan Indonesia di beberapa sisi. Terlebih tidak dapat dipungkiri dengan fakta sejarah terlepas baik atau buruknya masa kependudukan Jepang, Jepang pernah mengimplementasikan program pendidikan yang sesuai dengan kebijakan dan kepentingan yang dimilikinya di Indonesia ketika itu. Yang sedikit banyak pasti sedikit memiliki kesamaan dengan implementasi pendidikan di Negara Jepang sendiri. 

Pendidikan moral di Asia secara general dapat dipahami bahwa implementasinya dilakukan dengan bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai sosial dan budi pekerti yang luhur dan mentransmisikannya kepada generasi selanjutnya. Sedikit berbeda dengan dunia barat dimana sekolah sedikit menjadi netral untuk mentrasnmisikan nilai-nilai atau value kehidupan kepada peserta didiknya.

Pendidikan moral di Jepang di tulis dalam buku pedoman implementasi pendidikan dan program studi yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan Jepang yang berjudul Gakushu-Shidou-yoryou. Dimana di setiap sekolah baik itu swasta dan nasional diharapkan dapat mengikuti dan mematuhi panduan tersebut. Dimana isinya merupakan standar akademis untuk setiap mata pelajaran, pendidikan moral dan spesial aktivitas lain. selanjutnya isinya mengenai minimal jam yang diperlukan, baik itu untuk jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah.

Meskipun pada prakteknya pendidikan moral di tiap sekolah sedikit berbeda implementasinya di lapangan, begitu pula banyak menuai kritikan karena terlalu sentralnya kebijakan tersebut. Tetapi hampir setiap tahun kebijakan yang ditetapkan Kementrian Pendidikan Jepang mengenai Gakushu-Shidou-yoryou. hampir selalu direvisi tiap 10 tahun.

Buku panduan Gakushu-Shidou-Yoryou sendiri tidak emmiliki terjemahan bahasa Inggris, karena itu saya mencoba untuk membahas dengan bahasa Indonesia yang mudah dipahami dalam artikel ini dengan berdasarkan buku tersebut.

1. Tujuan Pendidikan Moral

Pepper Thomas (1985) dalam bukunya menyatakan bahwa pendidikan moral tidak hanya berbasis pada kurikulum tetapi berhubungan dengan kehidupan dan melalui aktivitas sehari-hari di sekolah. Dengan itu implementasi pendidikan moral tidak hanya dilakukan saat jam pendidikan moral saja, tetapi juga disisipkan pada tiap jam mata pelajaran lain dan kegiatan spesial lain  (ekstrakurikuler misalnya). pendidikan moral memiliki enam objektif tujuan yaitu,

  • Untuk menumbuhkan semangat dan menghormati martabat manusia dan kekaguman pada setiap makhluk hidup
  •  Untuk meberikan semangat kepada peserta didik budaya untuk mau memelihara, mewariskan dan mengembangkan budaya tradisional
  • Untuk memberikan semangat  kepada peserta didik untuk berusaha membentuk dan mengembangkan masyarakat dan negara yang demokratis 
  • Untuk memberikan semangat kepada peserta didik agar dapat berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat internasional yang damai
  • Untuk membina peserta didik agar dapat membuat keputusan yang independen dan mandiri
  • Untuk membina peserta didik agar memiliki kepekaan rasa moralitas

2. Pendidikan Moral sebagai mata pelajaran

Sebagai mata pelajaran pendidikan moral dilaksanakan satu kali dalam seminggu, 45 menit untuk skeolah dasar dan 50 menit untuk sekolah menengah. Kelas ini seperti mata pelajaran bimbingan konseling yang pernah disipkan seminggu sekali di dalam kelas di Indonesia. Guru biasanya merancang kelas-kelas tersebut sesuai dengan buku pedoman Gakushu-Shidou-Yoryou dan mengintegrasikannya dengan buku referensi berdasarkan program studi, koleksi bahan bacaan, dan media yang relevan lainnya. Guru memilih beberapa nilai moral yang terkait satu sama lain dengan tema yang disarankan dan menggunakan media dan bahan ajar seperti ungkapan ebrbahasa, cerita pendek, esai siswa, program televisi pendidikan, dan sejenisnya.

Secara garis besar isi konten dari pendidikan moral di jepang terdiri dari empat kategori, yaitu "tentang diri sendiri", "mengenaihubungan dengan orang lain","mengenai hubungan dengan alam"dan "mengenai hubungan antara kelompok dan masyarakat".

  •  Mengenai diri Sendiri

 Moderat : Menyemangati peserta didik agar dapat melakukan apa yang bisa diperbuat untuk dirinya sendiri dan menjalani kehidupan secara moderat.

Tekun : Menyemagati peserta didik untuk melakukan sesuatu dengan tekun

Keberanian : Menyemangati peserta didik untuk berani melakukan apa yang ia rasa benar dengan keberanian

Ketulusan : menyemangati peserta didik untuk melakukan dengan ketulusan

Perbaikan diri :Menyemangati peserta didik untuk mengenal diri sendiri, dan mengubah apa yang harus diubah dan mengembangkan potensi baiknya

Cinta kebenaran : Mencintai dan mencari kebenaran, dan menjelajahi kehidupan dengan tujuan mewujudkan cita-cita 

  • Mengenai hubungan dengan orang lain

Sopan santun : Untuk memahami pentingnya kesopanan, dan dapat berbicara dan bertindak sesuai dengan situasi yang tepat

Tenggang rasa dan baik hati : Bertenggang rasa, dan bersikap baik hati, bersimpati, menempatkan diri pada posisi orang lain

Persahabatan : Untuk memahami, memercayai, dan membantu satu sama lain

Rasa terimakasih dan rasa hormat : Menyemangati peserta didik untuk saling mendukung satu sama lain dan mendukung orang yang lebih tua, dengan penuh rasa terimakasih dan hormat

Kesederhanaan : Untuk menjadi rendah hati dan menghargai orang lain dengan berbagai ide dan posisi dengan berbagai sudut pandang yang luas

  • Mengenai hubungan dengan alam

Menghormati alam : Untuk mengenal alam sekitar dan memiliki kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan 

Menghormati Kehidupan : Untuk menghormati kehidupan dan semua makhluk hidup 

estetika : Untuk memiliki sensitivitas estetika dan perasaan kagum terhadap kekuasaan yang melebihi manusia (Tuhan)

Kebangsawanan : Untuk percaya pada kekuatan dan kemuliaan manusia untuk mengatasi kelemahan dan keburukannya, dan berusaha untuk menemukan kegembiraan hidup sebagai manusia 

  • Mengenai hubungan kelompok dan masyarakat

Tugas dalam masyarakat : Untuk menepati janji dan aturan yang ada di masyarakat, dan menghargai kewajiban dan hak dalam bermasayarakat

Keadilan : berlaku adil dan tidak diskriminasi dan berprasangka buruk, dan berusaha untuk mewujudkan keadilan di sekitarnya

 Partisipasi dan tanggung jawab di Masyarakat :  Untuk bersedia berpartisipasi dalam masyarakat, sadar akan peran yang dimiliki oleh diri sendiri dan orang lain, dan melakukan tugasnya dalam kerja sama dengan orang lain dan masyarakat 

Industri : Untuk memahami pentingnya bekerja, dan memiliki kemauan untuk bekerja

Rasa hormat untuk anggota keluarga : Untuk mencintai dan menghormati orang tua, kakek nenek dan saudara yang lain, dan bersedia membantu mereka di dalam kehidupan berumah tangga (pekerjaan rumah)

Rasa Hormat untuk Guru dan Orang lain di Sekolah : Untuk mencintai dan menghormati guru dan warga di sekolah, dan berusaha untuk membangun tradisi sekolah yang lebih baik dalam kerja sama dengan warga sekolah yang lain

Kontribusi kepada Masyarakat : Agar sadar menjadi salah satu anggota di komunitas lokal, dengan rasa hormat dan cinta terhadap mereka yang mengabdikan diri untuk berkontribusi pada masyarakat dan warga lanjut usia, berkontribusi pada pengembangan komunitas di sekitarnya

Menghormati Tradisi dan Cinta kepada Bangsa : Untuk tertarik pada budaya dan tradisi, dan cinta terhadap bangsa dan negara

Menghormati Tradisi dan budaya lain : Untuk menghargai budaya dan tradisi bangsa lain, dengan kesadaran tetap menjadi orang Jepang, berusaha untuk mempromosikan persahabatan internasional

3. Pendidikan Moral dalam mata pelajaran yang lain

Pendidikan moral tidak hanya hadir dalam mata pelajaran khusus pendidikan moral, tetapi juga diimplementasikan melalui mata pelajaran lain. Berikut adalah beberpa contohnya.

 Bahasa Jepang : Untuk mengembangkan kemampuan untuk secara akurat memahami dan mengekspresikan bahasa Jepang, untuk mengembangkan rasa berbahasa, untuk memperdalam minat pada bahasa Jepang, dan untuk menumbuhkan sikap hormat terhadap bahasa Jepang. 

Ilmu sosial : Untuk membuat siswa memahami sejarah Jepang, dalam konteks sejarah dunia, dengan demikian memikirkan fitur-fitur tradisional dan budaya Jepang dari sudut pandang yang lebih luas, dan menumbuhkan kesadaran mereka sebagai orang Jepang. Untuk memberikan kesadaran kepada para peserta didik dengan benar mengakui pentingnya martabat tiap individu dan menghormati hak asasi manusia. Khususnya hubungan antara hak dengan tanggung jawab dan tugas sebagai dasar bagi kehidupan sosial, dengan demikian memperdalam pemahaman demokrasi dan menumbuhkan landasan pengetahuan yang diperlukan bagi warga negara yang menjalankan kedaulatan rakyat.

Ilmu alam : Agar siswa memahami bahwa makhluk hidup tumbuh dan hidup saling terhubung, mempengaruhi dan bergantung satu sama lain dengan lingkungan alam. Mengembangkan sikap menghargai kehidupan, sambil memeriksa dan mempelajari proses pertumbuhan dan struktur tubuh makhluk hidup. 

Musik : Lagu Kebangsaan Jepang Kimi-ga-yo harus diajarkan di setiap kelas dengan cara yang sesuai dengan tahap perkembangan murid

Pendidikan kesehatan jasmani  : Untuk menyemangati peserta didik untuk menumbuhkan sikap adil melalui kompetisi dan kerja sama dalam latihan, dan menumbuhkan sikap mematuhi aturan dengan sukarela dan memenuhi tanggung jawab melalui kerja sama secara timbal balik. 

Bahasa Asing : Bahasa asing berguna dalam membekali pemahaman internasional dari sudut pandang yang lebih luas, dan untuk menumbuhkan rasa menjadi orang Jepang, hidup dalam masyarakat internasional, dan semangat kerjasama internasional.

4. Pendidikan moral melalui kegiatan ekstra di sekolah

Pendidikan moral seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya tidak hanya diimplementasikan pada jam pelajaran pendidikan moral, mata pelajarann lain tetapi juga dalam kegiatan ekstra atau spesial lain di sekolah seperti kegiatan di kelas, Osis, klub sekolah yang berisi ekstra kuriuler lain, event di sekolah, kegiatan kontribusi sosial di masyarakat, dan kunjungan lapangan.

5. Pendidikan moral melalui kehidupan bermasyarakat di sekolah

Pendidikan moral juga diimplementasikan di setiap kegiatan dan kehidupan masyarakat sekolah. Di antaranya yang pertama adalah membersihkan kelas dan sekolah. Seperti tugas piket kebersihan, setiap siswa diwajibkan bersama-sama saling membantu untuk menjaga kebersihan di kelas dan ruang lain di sekolah. kegiatan ini tidak hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap sekitar dan menghargai kinerja dan pikiran di publik.

Yang kedua adalah mengenai kegiatan denganmahkluk hidup. tidak jarang siswa di Jepang memiliki hewan peliharaan atau tumbuhan yang dirawat leh siswanya di sekolah. Kegiatan ini juga salah satu pendukung kegiatan ilmu alam, dimana siswa selain belajar untuk mencintai makhluk hidup juga memperhatikan perkembanga makhluk hidup di sekitarnya. 

Ketiga adalah melalui kegiatan klub seusai sekolah. kegiatan ini berdampak positif terhadap proses peserta didik untuk saling berinteraksi, menghargai orang lain, kerja sama, pendidikan moral, ketekunan, kesopanan persahabatan dan mengasah bakat dan minatnya terhadap sesuatu. 

Dari penjelasan diatas dapat dipahami pendidikan moral di Jepang memiliki lingkup yang komprehensif.  Dengan penjelasan singkat mengenai pendidikan moral di Jepang diatas, lalu bagai mana pendidikan moral di Indonesia ? apakah sudah dilakukan dengan seksama ? apakah ada kemiripan ?  kita pahami bahwa pendidikan moral sangat penting bagi kita, karena sesungguhnya pondasi sebuah negara adalah pendidikan bagi generasi mudanya (Diogenes, filsuf Yunani).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun