Melangkah  Ribuan Meter,  Konsekuensi Logis  Bisnis Rumah Makan  ?
Bismillah,
Jalan kaki adalah salah satu olahraga yang  digemari oleh banyak kalangan.
Boleh jadi karena mudah dan murah, tidak memerlukan  tempat khusus serta waktunya  yang tidak terbatas.
Orang dapat melakukannya pagi, siang, sore, maupun malam, tergantung dengan waktu dan kesempatan yang ada.
Jalan kaki, meskipun  jarak tempuhnya cukup jauh, sesungguhnya tidak ada persoalan bagi orang-orang yang dituntut harus melakukannya seperti itu,  misalnya para petani.
Petani yang tinggal didesa, bila mereka pergi kelahan usahanya ;  sawah, kebun atau ladang, umumnya jalan kaki karena  bila ingin berkendaraan, sarana berupa jalan belum memadai, seperti harus melewati sungai, jalan yang menurun tajam atau menanjak.
Selain itu, ada satu pekerjaan yang tidak terasa kalau sebenarnya yang bersangkutan sudah berjalan kaki sangat jauh, apa itu  ?
Ceritanya begini  !
Suatu ketika saya diskusi dengan seorang teman yang membuka usaha rumah makan dengan skala sedang di lokasi yang  cukup padat aktivitas.
Dengan letak lokasi usahanya yang cukup strategis tersebut, praktis ramai mendapat kunjungan dari konsumen untuk merasakan enaknya menu yang ada dirumah makannya.
Waktu buka rumah makannya seharian, dari  pukul  8.00  pagi  sampai dengan pukul  20.00  malam, setiap hari.
Ramainya kunjungan konsumen, berdampak pada kesibukan untuk melayani menyediakan menu di meja makan dan membersihkan  serta  membereskan setelah pengunjung selesai makan minum.
Kendati selalu ramai dikunjungi oleh konsumen alias laris, namun ada suatu hal yang membuat teman saya kurang semangat meneruskan  bisnis  rumah makannya.
Memang kenapa  ?
E e, Â ternyata di akhir diskusi kami, teman saya mengatakan bahwa, " usaha rumah makan itu capek sekali, Â alasannya karena mondar-mandir, kedepan-kebelakang dalam melayani pengunjung seharian, bila dihitung - hitung sudah berapa kilometer berjalan."
" Dan capeknya terasa, Â menurut teman saya setelah istirahat pada malam harinya, meskipun dalam melayani pengunjung ada asisten".
Dari pengalaman teman saya tersebut, tentu ada pelajaran yang berharga, bahwa setiap usaha yang dilakoni  oleh seseorang pasti ada konsekuensinya dan itu logis.
Majulah kita semua. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H