Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ragam Dipinggiran Kota, Cara Resepsi Nikahan Gunakan Perpaduan ?

14 Juli 2024   06:57 Diperbarui: 14 Juli 2024   06:59 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ragam  Dipinggiran  Kota,  Cara Resepsi Nikahan Gunakan  Perpaduan   ?

Umumnya tinggal dipinggiran kota ada enaknya juga ada tidak enaknya, karena percampuran kebiasaan di desa dan di kota terjadi disini.

Bila subtansinya berkaitan dengan hal-hal yang umum tentu tidak menjadi persoalan, tapi bila sudah nyerempet ke masalah spesifik, ini yang sering terjadi benturan.

Disamping itu enaknya tinggal dipinggiran kota, bila ada keperluan yang tidak terdapat di desa maka  dengan mudah untuk mencarinya di kota karena relatif dekat.

Dan sebaliknya jika memerlukan material untuk kebutuhan sehari-hari maka relatif mudah untuk mendapatkannya karena biasanya banyak tersedia di desa.

Demikian juga halnya dengan pola pergaulan sehari-hari, dipinggiran masih cukup kental memegang kebiasaan yang mereka sepakati bersama dan sistem sosial masih cukup familier, terutama bagi yang asli berasal dari pedesaan.

Tidak hanya sebatas orang-orang tua, melainkan anak-anak muda tetap rapi dan kompak untuk mempertahankan identitas peninggalan leluhurnya.

Meskipun sudah relatif banyak tergerus dengan budaya dari luar, namun untuk hal-hal tertentu masih gigih mereka jaga kelestariannya.

Akan tetapi satu hal yang patut dicermati untuk dijadikan semacam model yaitu ketika pelaksanaan acara resepsi pernikahan.

Di desa umumnya ada acara khusus muda- mudi yang digelar oleh Sohibul hajat pada siang atau malam hari, sedangkan di kota lazimnya acara tersebut tidak diadakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun