" Kunci  Agar Relasi Mertua Menantu Harmonis "
Bismillah,
Mertua dan menantu hanya sebuah penamaannya saja, sesungguhnya mertua adalah orang tua yang didapat setelah dewasa  dan juga menantu sebenarnya seorang anak yang diperoleh setelah besar.
Bila dalam berinteraksi sehari-hari terjadi miskomunikasi, hal itu biasanya saja dan merupakan dinamika yang tidak dapat dielakkan.
Hanya saja api perselisihan itu diusahakan cepat dipadamkan, karena bila dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan ada orang ketiga yang sengaja " mengompori " sehingga menjadi persoalan yang serius.
Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diingini bakal terjadi antara mertua menantu,  ada beberapa kunci penting penting,  antara lain  :
Pertama.  Menganggap menantu sebagai  anak sendiri, dalam prakteknya  memang tidak mudah, tapi coba dan berusahalah baik perkataan maupun perbuatan harus konsisten dan jangan sekali-kali terdengar olehnya kata menantu ketika sedang berbincang-bincang dengan orang lain. contohnya, kalau  " menantu " saya... dst.
Juga sebaliknya bagi menantu, menganggap mertua sebagai ibu/bapak sendiri, perlakukan mereka seperti ibu/bapak kandung. Pada awalnya memang risih dan sungkan, tapi lama-lama akan terbiasa, juga sekali-kali ketika lagi berbincang dengan orang lain terdengar dengan beliau kata-kata kalau " mertua " saya..... dst.
Kedua.  Jika anak sudah mandiri, tidak perlu terlalu sering dan  lama-lama berkunjung, kalau bermalam cukup 2-3 malam saja. Ini untuk menjaga rasa senang dan ketika senangnya masih ada, kita sudah tidak dirumahnya lagi. Jadi rasa " senang dan rindu "  itu tetap terukir dalam kenangan.
Ketiga.  Saling memberi hadiah, tidak semata-mata dari menantu kepada mertua, namun mertua memberi kepada menantu  akan lebih  berdampak  positif.