Ketiga, gugatan ini bukan pembangkangan terhadap Prabowo Subianto, tetapi kritik konstruktif. Hal ini yang menyebabkan gugatan ini menjadi begitu santun, tidak besar-besaran sampai pakai unjukrasa, tetapi melalui jalur formal ke PTUN. Gugatan santu ini jelas merupakan salah satu bentuk hormat kepada Prabowo Subianto.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana jika DPP Gerindra tidak mau mencabut rekomendasinya? Tentu saja pasangan Irwan Prayitno dan Nasrul Abit akan jalan terus. Tetapi rombongannya lebih pendek. Ada potensi 12 DPC pendukung PTUN rekomendasi DPP Gerindra tidak bergeming. Aktivitas pasif ini bisa terbaca dari keberanian sekaligus kesantunan gugatan yang mereka lancarkan. Pada posisi ini, Fadli Zon seperti menjual Nasrual Abit kepada Irwan Prayitno, tetapi dengan gerbong kosong Gerindra.
Jika mesin politik Gerindra pasif, maka beban berat akan diemban oleh kader-kader PKS. Beban ini akan kian beray mengingat kemungkinan pasangan yang berlaga di Sumbar hanya 3 pasang. Artinya polarisasi pemilih yang ingin perubahan tidak akan pecah besar. Padahal, salab satu keuntungan dari petahana adalah semakin banyaknya pasangan agar basis yang kecewa atas program-program petanaha tercerai-berai.Â
Kondisi di atas masih lebih baik, ketimbang kader-kader Gerindra ini emutuskan untuk pendukung poros pasangan yang lain. Dengan mesin politik yang tinggal setengah, PKS minus Gerindra, potensi kemenangan petahana tentu kian menipis
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H