Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok dan MAN 2 Solok

Hidup akan benilai dengan amal shaleh, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Tak Sezaman (Dulu vs Sekarang)

25 Januari 2020   21:07 Diperbarui: 25 Januari 2020   21:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahkan yang tak kalah ekstrimnya, murid bisa berebut sisa minuman guru demi mengharap berkah dari ilmu yag diajarkan guru. Sekarang justeru terbalik. Banyak dijumpai para pelajar yang justeru makin diajar makin kurang ajar.

Beberapa orang guru harus merasakan dinginnya hotel pordeo karena dianggap "terlalu keras" dalam mendidik muridnya. Didukung pula oleh sikap orang tua yang suka "managak an banang basah" terhadap anaknya. Sehingga kesalahan anak dianggap biasa-biasa saja, terus dibela bahkan gurunya dituntut hingga masuk penjara.

Sungguh sebuah ironi yang sangat menyayat hati para guru. Bagaimana mungkin ilmu yang diajarkan bisa berkah dan bermanfaat kalau gurunya saja masih dipersekusi seperti itu.

Walaupun di satu sisi, ada juga terjadi perubahan pada guru zaman dahulu dengan sekarang. Dulu guru mempunyai ilmu yang mumpuni dan menguasai berbagai bidang ilmu sekaligus.

Guru selalu belajar meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Sekarang ini, guru justeru dituntut dengan beraneka ragam administrasi pendidikan yang rumit dan membebani serta menguras energi, fikiran bahkan emosi.

Sehingga nyaris tidak punya waktu lagi untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki karena besarnya tuntutan dari stake holder di bidang pendidikan.

Ketiga, kemajuan teknologi vs kemerosotan akhlak. Kemajuan teknologi sudah merambah berbagai ranah dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari permainan-permainan sederhana yang dulu dimainkan secara tradisional sekarang dimainkan dengan tekonologi yang mumpuni.

Ketika dulu banyak permaianan yang hanya bisa dilaksanakan dengan cara bersama-sama sehingga anak-anak bisa belajar bersosialisasi antar sesamanya sambil bermain-main.

Sekarang permainan sudah banyak yang tersedia dalam gadget. Sehingga setiap anak bermain dengan sendirinya, bahkan sampai lupa waktu dan bersikap anti sosial.

Di samping itu, semakin canggihnya teknologi juga juga berdampak pada kemerosotan akhlak. Hal ini diilustrasikan dengan jok kendaraan sepeda motor.

Dahulu jok sepeda motor rata dari depan sampai ke belakang, sekarang semakin canggih dan mahal sebauh motor maka joknya semakin tinggi di belakang dan rendah ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun